PKL Jalan Sudirman Kini Berjualan di Tenda Putih dan Berseragam Celemek
Oleh: Ridwan Farid

Jurnal Bandung – Pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Jalan Sudirman kini menata diri. Mereka tak lagi menjual barang dagangannya di lapak-lapak yang kumuh.
Lapak-lapak pedagang yang sebelumnya hanya menggunakan terpal tak beraturan, kini berganti tenda semi permanen. Bahkan, mereka pun kini berseragam celemek berwarna hijau sebagai identitas pedagang di kawasan tersebut
Ketua Asosiasi Pekerja Pedagang Kaki Lima (APPKL) Kota Bandung Iwan Suhermawan mengatakan, ide penataan PKL tersebut berasal dari para PKL sendiri.
Untuk tahap awal, sekitar 300 PKL kini sudah ditata. Di kawasan Jalan Sudirman sendiri tercatat ada sekitar 620 PKL. Mereka menjual sayur mayur, daging, ikan, dan berbagai komoditas lainnya.
“Ini baru tahap pertama, tahap kedua dilanjutkan di kawasan Jalan Sudirman Barat, Waringin, sampai ke Jamika. Ini kan Sudirman Timur. Mungkin setelah beres KAA(peringatan Konferensi Asia Afrika), kita akan kumpulkan lagi pedagang untuk ditata seperti ini,” tutur Iwan kepada Jurnal Bandung seusai acara Soft Opening Penataan PKL Jalan Sudirman, Selasa (14/4) dini hari.
Para PKL, lanjut Iwan, bekerja sama dengan pihak sponsor, yakni salah satu bank. Mereka membeli tenda untuk berjualan seharga Rp3,5 juta yang dicicil selama 12 bulan.
”Keterlibatan sponsor itu membantu menyediakan tenda dan celemek. Mudah-mudahan, ini juga bisa membuat para pedagang sadar menabung,” ucapnya.
Menurut Iwan, tenda-tenda yang digunakan PKL itu bisa dibongkar pasang. Sehingga, saat jam operasional berdagang habis, pedagang akan membongkar sendiri tenda-tendanya dan disimpan di tempat khusus.
“Mereka berdagang mulai jam 10 malam sampai 6 pagi. Setelah jam 6 pagi mereka membongkar tendanya. Tidak diperbolehkan satu pun tenda yang terpasang setelah jam 6 pagi,” katanya.
Sejalan dengan program penataan ini, para PKL juga berkomitmen untuk menjaga kebersihan. Mereka sadar, selama ini, mereka kerap kali membuang sampah sisa berdagang di pinggir jalan. Bentuk komitmen tersebut diwujudkan melalui penyediaan tempat sampah komunal.
“Memang masih ada satu dua yang membandel, membuang sampahnya sembarangan. Tapi, nanti ada sanksi, jika tetap membandel, kartu anggota akan kami cabut yang berarti hak berjualan pun hilang. Kami lebih baik kehilangan satu dua PKL ketimbang mengorbankan 620 PKL,” tegasnya.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengapresiasi upaya penataan PKL Jalan Sudirman. Menurut dia, upaya penataan mandiri ini menjadi bukti bahwa penataan PKL tak melulu harus mengandalkan pemerintah.
“Ini membuktikan dimana ada kemauan di situ ada jalan. Dimana aya kadaek di situ ada solusi. Jadi ga selalu minta ke pemerintah, buktinya ini kan bisa. Ini kebanggaan,” katanya.
Pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan, Pemkot Bandung pun kini tengah mengonsep penataan PKL agar suasana pasar menjadi nyaman sepertihalnya di luar negeri.
Emil menambahkan, secara khusus, dirinya pun meminta agar dalam penataan PKL disediakan pula ruang khusus untuk produk kuliner agar warga semakin nyaman berbelanja.
”Jadi orang yang habis belanja nongkrong heula, gak langsung pulang. Terus nanti dipercantik dan sebagainya, nanti jadi destinasi wisata yang bisa kita promosikan,” pungkasnya.