Perbaikan Rumah Dinas dan Kantor Emil Sedot APBD Rp6 Miliar
Oleh: Redaksi
Jurnal Bandung – Pemkot Bandung mengalokasikan anggaran hingga Rp6 miliar untuk memperbaiki sejumlah fasilitas di rumah dinas wali kota dan Balai Kota Bandung.
“Di Pendopo (rumah dinas) kita perbaiki lanskap dan ada penambahan ruang rapat karena sering ada kebutuhan rapat,” ujar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Kota Bandung, kemarin.
Emil, sapaan akrabnya menjelaskan, penambahan ruang rapat di bagian belakang pendopo bertujuan untuk memberi rasa nyaman bagi keluarganya. Sebab, seringkali rapat digelar di ruangan yang juga menjadi ruang keluarga.
“Ruang rapat di pendopo kan sering di ruang arab. Itu (sebetulnya) ruang pribadi. Ibu wali sedang tidak berjilbab, suka kagok tidak bisa pulang anting (mundar-mandir) ke dapur, jadi tambah ruang rapat,” terangnya.
Dia melanjutkan, di taman pendopo yang awalnya hanya terhampar rumput hijau pun, nantinya akan dilengkapi dengan beragam jenis bunga penuh warna.
“Tamannya juga dirombak, dulu kan rumputnya. Saya kan suka banyak bunga berhiber. Lagi ditambahin dikasih gundukan agar kota berhibernya bisa dilihat di pendopo,” ungkapnya.
Sementara di Balai Kota Bandung yang juga kantor Emil itu, renovasi akan dilakukan di bagian Plasa Balai Kota yang biasa digunakan untuk upacara. Tembok-tembok yang berada di teras plasa kini tengah dibongkar dan akan diganti agar ruang terbuka hijaunya lebih banyak.
“Iya itu ruang hijaunya mau diperbanyak, makanya aspalnya juga dicopot nanti, dijadikan ruang hijau,” tandasnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Kota Bandung Roni Ahmad Nurudin menyebutkan, anggaran perbaikan Plasa Balai Kota Bandung dan pendopo sebesar Rp6 miliar.
“Anggarannya untuk Plasa Balai Kota Rp2 miliar dan pendopo Rp4 miliar,” sebutnya.
Dewi, 22, mengaku kecewa dengan proyek tersebut. Pasalnya, dana miliaran tersebut bukan digunakan untuk membangun fasilitas publik yang bisa dirasakan langsung masyarakat.
“Di tengah pendapatan Kota Bandung yang merosot tidak usah lah bikin yang aneh-aneh. Ekonomi kan sekarang lagi melambat,” ungkapnya.
Dia meminta Pemkot Bandung lebih peka dengan kondisi masyarakat saat ini dan jangan mengelurakan kebijakan yang sifatnya menghambur-hamburkan uang rakyat.
“Mending uangnya untuk memperbaiki yang kurang bagus, misalnya daerah pinggiran Bandung. Terus pak Wali Kota seharusnya membayangkan, beli rumah Rp300 juta aja warga harus nyicil belasan tahun. Ini Rp6 miliar hanya untuk memperbaiki fasilitas yang hanya dinikmati pejabat,” ucap gadis yang mengaku tinggal di Gedebage, Kota Bandung itu.