Perangi Hoax, Emil Sebut Peran Penyanyi Syahrini Bisa Diandalkan

Oleh: Bayu Wicaksana

Jurnalbandung.com – Gencarnya penyebaran informasi bohong (hoax) di dunia maya membuat Wali Kota Bandung Ridwan Kamil angkat bicara.

Orang nomor satu di Kota Bandung itu mengatakan, penyebaran hoax di internet sudah sangat mengkhawatirkan. Tak hanya merugikan perorangan, juga mengancam perpecahan bangsa.

“Ini problem. Saya merenungi, lima bulan terakhir makin panas,” ungkap Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil seusai menerima perwakilan Masyarakat Anti Hoax (MAH) di Bandung, Selasa (3/1).

Komunitas tersebut merupakan gabungan pengguna internet yang peduli terhadap penyebaran hoax. Emil menyebut, arus informasi digital saat ini tidak bisa dilawan mengingat hampir semua kalangan masyarakat bisa mengaksesnya.

Namun, lanjut Emil, sangat disayangkan karena penyebaran informasi digital ini didominasi oleh hoax yang bisa berdampak negatif terhadap kondisi di masyarakat. Bahkan, dia pun mengaku pernah menjadi korban hoax yang berpotensi merusak kredibilitasnya sebagai kepala daerah.

“Ada yang menggunakan foto saya, bikin kutipan yang tidak pernah saya katakan. Ini konsumsi politik, sampai ibu saya nanya,” ungkapnya.

Tak hanya itu, Emil mengaku telah melaporkan penyebar hoax yang menyebutkan dirinya “bermain” dalam proyek kepada polisi. Sebagai pengguna sejumlah media sosial, Emil mengaku berunting karena memiliki instrumen untuk melawan hoax yang ditujukan kepadanya.

Melalui media sosial yang sudah memiliki banyak pengikut, kata Emil, dirinya merasa terbantu untuk mengklarifikasi hoax tersebut.

“Saya agak mudah untuk meng-counter, follower (pengikut akun media sosial) saya sembilan juta. Beruntung saya punya instrumen. Kalau pejabat lain agak susah,” katanya.

Oleh karena itu, menurutnya, perlu upaya serius untuk menghadang serbuan hoax di dunia maya ini. Diperlukan strategi khusus untuk melawan serbuan hoax di tengah-tengah masyarakat. Salah satu yang paling utama adalah dengan mengedukasi masyarakat agar lebih paham dalam menyaring informasi yang diterima.

“Hari ini problem-nya bukan mencari informasi, tapi memilah informasi.
Ini harus jadi budaya, jangan mengonsumsi yang semua kita dengar,” bebernya.

Melalui media sosialnya, dia mengaku rutin mengedukasi masyarakat terkait informasi digital.

“Postingan saya 40% edukasi. Itu bagian dari kegelisahan,” katanya.

Selain itu, dia berharap adanya keterlibatan tokoh terkenal khususnya di dunia maya dalam memberantas hoax ini.

“Melawan hoax ini harus menggaet popular idol. Karena generasi digital ini punya idola,” katanya.

Sebagai contoh, menurutnya, keterlibatan Syahrini, penyanyi yang memiliki 20 juta pengikut di media sosial bisa diandalkan untuk memerangi hoax.

“Yang harus diajak itu Syahrini, follower-nya 20 juta. Itu penting kita ajak edukasi. Bisa enggak satu dalam seminggu postingan-nya mengingatkan hoax,” bebernya.

Dengan semakin banyak tokoh terkenal yang turut serta dalam mengingatkan masyarakat tentang hoax, maka akan semakin banyak masyarakat tercerahkan, sehingga bisa menyaring informasi dengan baik.

Menurut perwakilan MAH Catarina Widyasrini, hoax yang sering dimunculkan saat ini, yakni tentang politik dan agama. Sebelum-sebelumnya, hoax yang paling banyak dibuat tentang kesehatan dan investasi.

“Jadi sangat berbahaya kalau berbicara politik dan agama,” katanya.

Oleh karena itu, dia menegaskan, masyarakat harus mampu memilah informasi digital dengan baik, salah satu caranya dengan memperhatikan situs sumber informasi.

Jika situs tersebut sudah terkenal dan merupakan media massa yang diakui, maka warga tidak perlu meragukan kebenarannya. Namun, jika situsnya masih asing terdengar atau bahkan media abal-abal, maka pengguna internet harus mau mengonfirmasi ulang untuk memastikan kebenarannya.

“Selain itu, lihat juga judulnya. Biasanya kalau situs hoax, judulnya provokatif,” katanya.

Tinggalkan Balasan