Pemuda Dinilai Pasif, Mantan Intelejen Ini Sebut Butuh Sumpah Pemuda Jilid 2
Oleh : Yuga Khalifatusalam
Jurnalbandung.com – Mantan Intelijen Suripto menegaskan, melihat kondisi Indonesia saat ini, pihaknya menyatakan dibutuhkan gerakan sumpah pemuda jilid 2.
“Harus ada ikrar Sumpah Pemuda jilid 2, agar pergerakan-pergerakan pemuda mampu menjadi pengisi kemerdekaan,” kata Suripto usai menjadi pembicara Ngobrol Politik Indonesia (NGOPI) yang bertajuk “Peran Pemuda di Tengah Badai ATHG terhadap NKRI”, yang digagas oleh Gema Keadilan Jawa Barat, di Bandung, Sabtu (29/9) malam.
Dia mengatakan, Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar dia menganggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.
Ia menegaskan, usai tumbangnya rezim orde baru, pergerakan-pergerakan pemuda dinilai masih kurang. Seharusnya, pemuda menjadi juru selamat dalam era pasca reformasi ini.
“Pemuda mesti mengisi reformasi ini. Supaya ditegakkan reformasi sesuai dengan cita-cita yang asli. Pemuda harus menjadi juru selamat bukan partai politik,” jelas dia.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gema Keadilan Jawa Barat Indra Kusumah mengatakan, ada tiga bidang yang bisa dipilih oleh para pemuda/mahasiswa untuk mengaktualisasikan dirinya di era pasca reformasi ini.
Yang pertama kata dia, pemuda bisa masuk dalam bidang Public Sector. Yaitu menjadi politisi, masuk dalam dunia pemerintahan apakah itu legislatif, eksekutif, dan yang lainnya.
Selanjutnya ialah, Private Sector, yaitu dalam bidang wirausaha, entrepreneur, dan yang lainnya. Dan yang terakhir adalah Third Sector atau sektor ketiga, yang meliputi bidang Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) atau yang lainnya.
“Pemuda mereka punya masa depan, jangan banyak pertimbangan action aja ambil peran kontribusi sesuai dengan bidang yang diminati, tapi tetao citarasa sebagai aktivis jangan dihilangkan,” kata Indra.
Dengan demikian kata dia, dalam mengisi kemerdekaan, atau menggelorakan kembali sumpah pemuda jilid 2, maka secara konkrit pemuda bisa memilih ketiga bidang tersebut untuk menjadi karya nyata dalam pembangunan bangsa.
“Sumpah dikaitkan dengan ikrar, yaitu komitmen dibutuhkan dalam mengisi kemerdekaan, kemudian menjaga kedaulatan Indonesia yang sudah diperjuangkan dengan berdarah-darah oleh para pendahulu kita,” pungkasnya.