Pembangunan Monorel Bandung Raya Dibatalkan
Oleh: Bayu Wicaksana

Jurnal Bandung – Monorel Bandung Raya yang digagas Pemprov Jawa Barat dipastikan batal dibangun. Pembangunan moda transportasi massal tersebut urung dilakukan seiring pembangunan kereta cepat Bandung-Jakarta yang digagas pemerintah pusat.
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan, sebagai pengganti monorel, pihaknya akan membangun light railway transit (LRT) Bandung Raya. Menurutnya, konsep LRT ini bisa terintegrasi dengan titik akhir kereta cepat Bandung-Jakarta di Tegalluar, Bandung.
“Monorel disetop, karena nanti kalau tidak nyambung, tidak connect dengan kereta cepat kan masalah. (Kereta cepat) connect-nya dengan LRT. Di Jakarta juga LRT, ya udah LRT-lah,” terang Heryawan kepada jurnalbandung.com seusai memimpin rapat OPD di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (11/4).
Selain agar terintegrasi dengan kereta cepat, penggantian monorel oleh LRT pun dilakukan dengan harapan pembangunannya dibiayai oleh pemerintah pusat. Terlebih, pembangunan LRT di Jakarta pun turut dibiayai oleh APBN.
“Kita akan mengusulkan ke pusat, dan Insya Allah akan tertuang LRT Bandung Raya di raperpres. Pembiayaan untuk LRT kita usulkan jadi pembiayaan APBN,” katanya.
Pembiayaan dari APBN ini, menurutnya, sangat penting agar tarif yang dikenakan bisa terjangkau masyarakat.
“Supaya harga tiket LRT Bandung Raya tidak lebih mahal dari (LRT) Jakarta,” jelasnya.
Kendati begitu, Gubernur yang akrab disapa Aher itu memastikan, pihaknya pun bersedia membiayai anggaran LRT Bandung Raya selama sesuai kemampuan kas pemprov.
Menurut Heryawan, konsep pembangunan LRT Bandung Raya menjadi kewenangannya karena menghubungkan sejumlah kabupaten/kota di Jabar.
“Ketika LRT dijadikan Bandung Raya, maka pembicaraannya di provinsi. Konsep (LRT) Kota Bandung diintegrasikan dengan konsep Bandung Raya,” imbuhnya.
Pengintegrasian ini, tambah Heryawan, sangat penting agar keberadaan moda transportasi tersebut lebih efektif.
“Tidak saja menghubungkan kawasan di Kota Bandung, tapi luar Kota Bandung, seperti Tegalluar ke Soreang, ke Tanjungsari, Tegalluar ke Cimahi, Padalarang, dan ke tempat lain. Kan menjadi komprehensif,” pungkasnya.