Pedagang Pasar Andir Ngeluh Sering Diperlakukan Seenaknya Oleh PT APJ
Oleh: Redaksi

Jurnal Bandung – Para pedagang Pasar Andir Kota Bandung mengaku kecewa dengan kinerja PT Aman Prima Jaya (APJ) sebagai pihak pengelola Pasar Andir. Bahkan, para pedagang pun mengaku kerap diperlakukan seenaknya oleh PT APJ.
Perlakuan tersebut diterima para pedagang manakala para pedagang terlambat membayar retribusi sampah, listrik, dan keamanan yang nilainya bisa mencapai lebih dari Rp300.000 setiap bulannya.
Menurut salah seorang pedagang pakaian di Pasar Andir Haji Gaos, pihak pengelola biasanya seenaknya mematikan listrik, bahkan menggembok toko pedagang jika pedagang terlambat membayar retribusi.
“Kami yang terlambat bayar (retribusi) juga dikenai denda. Telat sedikit, lampu biasanya langsung dimatiin, bahkan toko kami juga digembok oleh mereka,” ungkap Haji Gaos ditemui Jurnal Bandung di sela-sela aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Kota Bandung, Jalan Sukabumi, Kota Bandung, Selasa (15/12).
Hal itu, kata Haji Gaos, berbanding terbalik dengan pelayanan yang diberikan PT APJ. Selama ini, PT APJ terkesan tidak menyadari kinerjanya banyak dikeluhkan para pedagang, bahkan terkesan cuek. Padahal, pedagang selalu berupaya menepati kewajibannya, seperti membayar retribusi tadi.
“Mereka kaya hare-hare saja, beda dengan apa yang kita terima. Telat sedikit bayar retribusi, mereka juga main denda,” sesalnya.
Oleh karena itu, Haji Gaos meminta agar PT APJ memperbaiki kinerja. Bila tidak, dia berharap Pemkot Bandung mencabut dan menghentikan kerja sama dengan PT APJ.
“Tuntutan kami sebenarnya hanya dua dan simlple, yaitu jaminan kebakaran dan jaminan keamanan gedung, itu saja. Kalau pihak APJ tidak mau, ya kami minta pihak pengelola diganti saja,” tegasnya.
Dia menambahkan, PT APJ pun selama ini terkesan mengabaikan kondisi fasilitas penunjang gedung pasar, seperti tidak adanya alat pemadam kebakaran (APK) portable di dalam gedung pasar. Bahkan, hidran yang tersedia di pasar pun selama ini tak berfungsi alias mati total.
“Hal itu pula yang mengakibatkan Pasar Andir habis terbakar 2010 silam. Kalau tersedia alat pemadam api, saya kira apinya tidak akan sampai menghanguskan pasar dan isinya,” tuturnya.
“Kami hanya minta win-win solution. Kalau mau memenuhi tuntutan kami, silakan lanjutkan pengelolaan. Tapi jika tidak, kami mint kerja sama pemkot dengan PT APJ dicabut saja,” sambung Haji Gaos.