Pasien Membludak, Legislator Jabar Ini Minta Pemprov Tambah 500 Kamar Inap di RSHS dan 7 RS Rujukan Lainnya

Oleh: Bayu Wicaksana

Foto net
Foto net

Jurnal Bandung – Banyaknya pasien yang membutuhkan perawatan intensif melalui rawat inap di Jawa Barat, hingga kini belum tertangani optimal.

Pasalnya, jumlah ruang rawat inap, khususnya di rumah sakit (RS) rujukan terbatas, sepertihalnya yang dialami di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Ketua Komisi V DPRD Jabar Syamsul Bachri mengatakan, saat ini, masih banyak masyarakat yang kesulitan untuk mendapatkan ruang rawat inap. Kondisi ini dinilainya sangat memprihatinkan, sehingga harus mendapat perhatian serius dari pemerintah.

“Dari hasil pemantauan kita di beberapa rumah sakit rujukan dan hasil audiensi dengan masyarakat di daerah, diketahui bahwa masyarakat banyak yang kesulitan untuk mengakses kamar inap. Tentunya ini satu hal yang sangat memprihatinkan,” ungkap Syamsul kepada jurnalbandung.com di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung, baru-baru ini.

Syamsul berharap, Pemprov Jabar menambah ruang rawat inap sebanyak 500 unit di setiap RS rujukan. Jumlah penambahan ruang rawat inap ini pun menurutnya tergolong sedikit jika dibanding kebutuhan masyarakat.

“Saya kaget lihat di rumah sakit banyak pasien, banyak yang tidak mendapat kamar. Bahkan mereka ditempatkan di lorong. Ini perlu perhatian, pemerintah harus menanggulangi, jangan sampai ada pasien yang ditempatkan di lorong,” tuturnya.

Lebih lanjut Syamsul menyebutkan, di Jabar, saat ini terdapat delapan RS rujukan seperti RSHS Bandung, RS Gunung Jati Cirebon, RS Samsudin Sukabumi, RS Slamet Garut. Namun, kata dia, RS tersebut masih memiliki keterbatasan jumlah ruang rawat inap, sehingga mengurangi kualitas pelayanan pada masyarakat.

“Penambahan kamar inap ini sangat penting, sehingga pasien dari daerah pun tidak tertuju pada satu rumah sakit saja. Hal seperti ini yang mengakibatkan terjadinya penumpukan pasien, ya akibatnya banyak pasien yang tidak terlayani,” ujar Syamsul seraya menambahkan, pemerintah pun perlu melengkapi fasilitas dan teknologi RS serta menambah jumlah RS itu sendiri.

Tinggalkan Balasan