Mengintip Dua Jagoan PAN dalam Pilgub Jabar 2018
Oleh: Yuga Khalifatusalam
Jurnalbandung.com – Jika beberapa partai terpaku dengan sosok sejumlah kandidat calon gubernur Jawa Barat 2018 yang bermunculan ke permukaan, Partai Amanat Nasional (PAN) ternyata punya jagoan sendiri dari internal partainya.
Sosok jagoannya itu pun digadang-gadang tak kalah populer dengan Wali kota Bandung Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar.
Dia adalah Desy Ratnasari dan Primus Yustisio yang kini diandalkan PAN dalam perebutan kursi Jabar satu 2018 nanti.
Namun, PAN sendiri memang tidak mampu memenuhi peryaratan untuk bisa mencalonkan tunggal dalam Pilgub Jabar ini. Pasalnya, syarat utama pencalonan tunggal, yakni memiliki minimal 20 kursi di legislatif tak bisa dipenuhi PAN. PAN kini hanya punya empat kursi di DPRD Jabar.
Dengan begitu, otomatis PAN harus berkoalisi dengan partai lain dan melakukan lobi politik agar jagoannya bisa ikut bertarung dalam Pilgub Jabar 2018. Meski begitu, PAN juga memiliki daya tawar dalam pertarungan Pilgub Jabar 2018. Sebab, Desy Ratnasari yang mampu menyelesaikan study S2-nya menjadi bukti jika politisi berlatar belakang artis itu bukan sosok kacangan yang tidak memiliki kemampuan.
Sementara Primus, memang tidak terlalu menonjol dalam dunia perpolitikan. Namun, bapak tiga anak ini mampu mempelajari dunia barunya dengan baik, sehingga sampai saat ini sukses mengikuti ritme dunia politik di Indonesia.
Dengan bangganya, Ketua Umum PAN Dzulkifli Hasan menyatakan, figur dari internal partainya itu untuk maju dalam Pilgub Jabar 2018 tak kalah dengan sosok-sosok kandidat calon gubernur Jabar 2018 yang kini mulai bermunculan.
“Tapi kan saya punya jagoan banyak, ada Desy Ratnasari, Primus tuh,” tegas Dzulkifli di Bandung, Rabu (15/3).
Dia menegaskan, tidak akan menawarkan jagoannya kepada masyarakat jika jagoannya itu tidak punya kualitas. Pasalnya, menurut dia, Pilgub Jabar harus disikapi dengan serius.
Menurut Dzulkifli, Jabar adalah provinsi terbesar di Indonesia. Oleh karenanya, jika ingin membangun Indonesia, maka harus dimulai dari Jabar.
“Jawa Barat sangat penting. Majunya Indonesia tergantung kepada Jawa Barat. Kalau Jawa Barat maju maka separuh persoalan selesai,” katanya yakin.
Dia juga mengatakan, pemimpin Jabar ke depan harus harus memiliki kualitas kepemimpinan yang sangat baik. Sebab, yang dibutuhkan masyarakat Jabar adalah bukan orang sembarangan.
“Karena penduduk Jawa Barat paling besar, Jawa Barat perlu memilih pemimpin yang memiliki kompetensi dan integritas sekaligus wawasan kebangsaan,” terangnya.
Namun, pihaknya tidak mau terburu-buru menentukan pilihan siapa yang bakalan dipinang PAN karena perlu ada komunikasi politik yang mendalam dalam menentukan calon.
“Tunggu tanggal mainnya ya, kita temuin satu-satu,” katanya.