Menantang Maut, Pedagang Semakin Nekat Berjualan di Jalur Cepat

Oleh: Ridwan Alamsyah

Foto net
Foto net

Jurnal Bandung – Di bulan Ramadhan ini, para pedagang semakin nekat saja menjajakan barang yang dijualnya. Seakan ingin menantang maut, sebagian dari mereka memilih berjualan di jalur cepat.

Meskipun dilarang dan membahayakan keselamatan mereka maupun pembelinya, namun hal itu seakan tidak dipedulikan. Iming-iming keuntungan memaksa mereka tetap berdagang di tempat terlarang tersebut.

Seperti para pedagang buah yang ditemui Jurnal Bandung di bilangan Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung atau tepatnya di depan Markas Polda Jabar. Di jalur by pass tersebut, kecepatan kendaraan yang melintas rata-rata sekitar 60 kilometer per jam.

Esih, 38, penjual jeruk mengakui aktivitas berdagangnya memang berbahaya. Namun, kata Esih, dirinya tak punya pilihan lain karena harga sewa tempat usaha kini mahal dan belum tentu ramai.

“Sedangkan jika berjualan di badan jalan, konsumennya sudah pasti banyak, meskipun berbahaya.” ungkap Esih, Selasa (30/6).

Berdasarkan informasi yang diperoleh Jurnal Bandung, ternyata, banyak penjual yang menjajakan dagangannya di jalur cepat tersebut hingga larut malam. Kecelakaan lalu lintas pun kerap terjadi, terutama dialami pembeli.

“Karena jalur bypass ini jalur cepat, jadi pasti kagok, biasanya terjadi tabrakan,” ungkap Saeful, 45, penjaga kios yang tak jauh dari lokasi pedagang nekat itu berjualan.

Dia pun mengaku sering melihat kecelakaan sepeda motor gara-gara pengemudinya berhenti untuk membeli jeruk.

“Tapi sampai parah sih belum, jangan sampai ah,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan