Malu Sama Warga, Anggota Gafatar Tak Mau Pulang ke Kampung Halamannya

Oleh: Yuga Khalifatusalam

Foto net
Foto net

BANDUNG – Sebagian besar anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) mengaku enggan pulang ke kampung halamannya karena alasan malu sama warga.

“Ada citra negatif Gafatar yang menjadi ganjelan psikologis. Kalau boleh memilih, mereka ingin pulang kembali ke Kalimantan bukan ke Jabar,” ungkap Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Jabar Arifin HK kepada Jurnal Bandung.com di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (25/1).

Oleh karena itu, lanjut Arifin, untuk sementara, Pemprov Jabar akan menampung para anggota Gafatar ini sambil menunggu keputusan apakah akan dipulangkan ke kampung halamannya atau dicarikan tempat lain.

“Enggak mungkin kita ngurus selamanya, nanti tidak mendidik dan tidak membuat mereka menjadi mandiri,” katanya.

Lebih lanjut dia menyebutkan, dari 159 orang anggota Gafatar yang ada di Jakarta, hampir sebagiannya atau 47,6% merupakan anak-anak dan bayi.

Secara rinci, 32 orang berasal dari Bekasi, 28 orang dari Depok, 17 orang dari Bandung, 14 orang dari Subang, 12 orang dari Majalengka, 8 orang dari Sukabumi, 7 orang dari Cianjur, 6 orang dari Tasikmalaya, 5 orang dari Ciamis, 1 orang dari Karawang, dan 1 orang dari Cirebon.

“Kita utamakan lebih dulu trauma healing kepada anak-anak,” imbuhnya.

Dia menambahkan, selain ditampung, para anggota Gafatar ini akan mendapatkan wawasan soal Islam dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan wawasan kebangsaan dari Kesbangpol.

Dinsos Jabar sendiri, kata Arifin, bertugas menyediakan kebutuhan sehari-hari. Meski tidak ada persoalan dari sisi pembiayaan, namun pihaknya mengaku hanya bisa menampung mereka selama satu minggu saja.

Tinggalkan Balasan