LPE di Atas Nasional, JK: Kelewatan Kalau Jabar Tidak Maju

Oleh: Redaksi

Jurnalbandung.com – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat menggelar Rapat Pimpinan Provinsi (Rapimprov) di Hotel Aryaduta, Kota Bandung, Selasa (24/1). Rapimprov tersebut dihadiri Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai keynote speaker.

Pada kesempatan tersebut, Deddy Mizwar memaparkan kinerja perekonomian Jabar tahun 2016. Berdasarkan berita resmi Badan Pusat statistik (BPS) Jabar, kata Deddy, perekonomian Jabar pada triwulan III 2016 yang terukur berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp423,13 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2015 Rp325,18 triliun.

“Sehingga, laju pertumbuhan Ekonomi (LPE) Jawa Barat triwulan III 2016 terhadap triwulan III 2015 tumbuh 5,76% (yoy). Jadi meningkat dibanding periode yang sama pada tahun 2015 sebesar 5,02%,” ungkap Deddy.

Deddy melanjutkan, LPE Jabar juga tumbuh di atas LPE nasional yang hanya 5,02%. Sementara itu, dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 13,66%, sedangkan dari sisi pengeluaran dicapai oleh komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh 13,08%.

Sumber laju pertumbuhan atau source of growth (SOG) secara year on-year (yoy) dari sisi lapangan usaha, yang memberikan andil pertumbuhan terbesar adalah lapangan usaha industri pengolahan, yaitu sebesar 1,96%. Sementara dari sisi pengeluaran, andil positif terhadap pertumbuhan adalah komponen eksport barang dan jasa sebesar 4,65%.

“Selanjutnya, pada bidang investasi, total realisasi investasi PMA dan PMDN priode Januari sampai dengan September 2016 di Jabar sebesar Rp111,405 triliun atau meningkat sebesar Rp7,931 triliun dari periode yang sama tahun 2015. Dan ini telah mencapai 104,12% dari jumlah target investasi berdasarkan PMDB, yaitu 107 triliun,” sambung Deddy.

“Realisasi investasi tersebut terdiri dari Rp82,59 triliun proyek wajib LKPM, yang meliputi Rp60,33 triliun PMA, dan Rp22,26 triliun PMDN, serta Rp28,815 triliun proyek PMDN non-LKPM,” tambahnya.

Adapun jumlah tenaga kerja yang terserap keseluruhan sebanyak 307.745 orang atau meningkat sekitar 26.160 orang dari tahun 2015. Sedangkan jumlah proyek keseluruhan 28.034 proyek, meningkat 1.960 proyek dibandingkan 2015 lalu.

Menanggapi kinerja perekonomian Jabar yang dipaparkan Deddy Mizwar tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan, kelewatan jika Provinsi Jabar tidak maju dengan begitu banyak potensi yang dimiliki.

Pria yang akrab disapa JK ini menyebutkan, Jabar memiliki modal kemajuan, di antaranya sumber daya manusia (SDM) karena penduduknya yang besar, sumber daya alam (SDA) yang melimpah dan berpotensi, fasilitas pendidikan yang baik, serta infrastruktur yang dinilai JK relatif lebih baik dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia.

“Jawa Barat kalau tidak maju memang kelewatan, SDM-nya besar, punya sumber daya alam yang baik. Dari pendidikan juga, kampus-kampus terbaik juga ada di Jawa Barat semua, infrastruktur relatif baik juga dibandingkan yang lain,” papar JK.

JK juga mengakui, dilihat dari sisi ekspor yang cukup tinggi, perekonomian Jabar dinilainya cukup baik. Namun, JK menyebutkan, ekonomi tidak bisa diukur dari pendapatan per kapita saja karena menurutnya hingga kini masih ada kesenjangan. Oleh karenanya, JK sangat mendorong industri ataupun bentuk usaha lain yang digagas warga Jabar.

“Kalau dulu banyak orang Sunda yang jadi pemilik industri, pemilik hotel. Tapi sekarang lebih banyak yang jadi pekerja, ini masalah besar,” katanya.

“Intinya adalah semangat enterpreneur, membangkitkan kembali semangat pengusaha pribumi untuk berusaha,” tambah JK.

Sementara itu, Ketua Umum Kadin Jabar Agung Suryamal Sutisno mengatakan, pelaksanaan Rapimprov kali ini merupakan kali ketiga dari periode kepengurusan saat ini. Tema yang diusung pada Rapimprov kali ini, “Menjaga Keberlanjutan Sektor Riil dalam Perekonomian Nasional” dengan sub tema “Penguatan UMKM dan Koperasi sebagai Pendukung Industri Manufaktur dan Agro di Jawa Barat”.

“Pak Wapres hadir di sini, semoga apa yang jadi hambatan usaha tentunya bisa ada solusi,” pungkas Agung.

Tinggalkan Balasan