Lakukan Pemukulan, Pengamat Menilai Taufik tak Pantas Jadi Ketua DPRD Jabar
Oleh : Redaksi
Jurnalbandung.com – Pakar politik dari Universitas Padjajaran, Muradi menilai bahwa partai Gerindra harus mengevaluasi Taufik Hidayat sebagai ketua DPRD provinsi Jabar.
Hal tersebut buntut dari pemukulan terhadap seorang aparatur sipil negara (ASN) beberapa waktu lalu di depan kantor DPRD Jabar.
Muradi, mengatakan, pemukulan yang dilakukan Taufik telah mencoreng citra partai Gerindra, padahal Gerindra sebagai partai pemenang di Jawa Barat.
“Itu akan mencederai pijakan politik Gerindra di Jawa Barat. Karena itu bukan karakter orang Jawa Barat. Saya bukan pituin (tokoh), tapi orang Jawa Barat tuh enggak ada yang seperti itu, marah semarahnya paling mulut, enggak sampai pukul,” kata Muradi di Bandung, Senin (7/10).
Muradi pun menilai akan lebih baik jika Gerindra mengganti sosok yang ditempatkan sebagai ketua DPRD Provinsi Jawa Barat. “Kalau saya jadi Pak Prabowo, saya akan evaluasi betul,” katanya.
Sebab, jika tidak, pemukulan ini akan sangat diingat publik sebagai bentuk arogansi politik dari Gerindra. “Itu akan diingat publik, dikenang publik sebagai arogansi politik. Itu akan lama,” katanya.
Seperti diketahui, insiden pemukulan diduga terjadi di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat. Hal ini berdasarkan rekaman video pengawas (CCTV) yang beredar di kalangan wartawan sejak Kamis (5/10).
Dalam rekaman video selama 38 detik itu, pemukulan terjadi di luar Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat yang berlokasi di Jalan Diponegoro, Bandung. Pada peristiwa itu, terlihat pemukulan sebanyak dua kali terhadap salah seorang yang terlihat.
Saat dikonfirmasi, Kepala Bagian Humas DPRD Provinsi Jawa Barat Yedi Sunardi membenarkan kejadian tersebut. “Saya akan mengklarifikasi apa yang sudah terjadi,” kata Yedi di Bandung, Sabtu (5/10).
Meski tidak menegaskan siapa yang dipukul, menurutnya Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Taufik Hidayat sudah melakukan pertemuan dengan Kepala Sub Bagian Pemeliharaan dan Perlengkapan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat Bambang Nugraha.