Kota Bandung Masih Butuh Ribuan Aplikasi Smart City

Oleh: JB-01

Foto net
Foto net


Jurnal Bandung – Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan, Kota Bandung masih membutuhkan ribuan aplikasi penunjang konsep smart city yang kini tengah dikembangkan di kota berjuluk Varijs van Java ini.

Untuk diketahui, konsep smart city atau kota pintar adalah suatu konsep pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan kota sesuai kebutuhan kota.

Konsep ini pun bertujuan untuk memudahkan pemerintah dan masyarakat dalam pelayanan publik.

Untuk meningkatkan pelayanan publik tersebut, Emil, sapaan akrab Wali Kota Bandung menegaskan, Bandung Smart City ditargetkan dapat terwujud dalam tiga tahun ke depan.

Kini, Pemkot Bandung sendiri baru bisa mewujudkan sepertiga dari keseluruhan konsep smart city secara ideal.

“Ini untuk memberi kemudahan kepada warga,” imbuh Emil kepada Jurnal Bandung seusai konferensi pers Smart City Summit, di Trans Hotel, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Selasa (21/4).

Emil melanjutkan, Kota Bandung telah memulai pengembangan smart city yang ditandai telah dibangunnya Bandung Comand Center.

Proyek yang menghabiskan anggaran hingga Rp30 miliar ini menjadi simbol keseriusan Pemkot Bandung dalam mewujudkan Bandung Smart City.

“Warga tahu kita punya sistem-sistem yang memudahkan. Terus satu bulan lagi kita akan launching panic button. Itu satu contoh aplikasi dari ratusan aplikasi yang akan dibangun,” ujarnya.

Misalnya saja, melalui Bandung Comand Center, kata Emil, pihaknya mampu memantau 11 proyek pengerjaan infrastruktur menjelang peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika (KAA), tanpa harus sering blusukan ke lapangan.

“Dengan mudah kami mengelola informasi, mudah mengambil tindakan di tengah warga. Itu Singapura saja punya 1.600 online service dan 300 aplikasi yang bisa di download masyarakat. Kita baru sepertiganya saja,” tuturnya.

Sementara itu, General Chairman Asia Africa Smart City Summit 2015 Suhono H Supangkat menuturkan, teknologi menjadi suatu strategi dalam mengelola kota.

Berbagai masalah kota seperti transportasi, banjir, hingga masalah sosial akan lebih mudah ditangani dengan bantuan teknologi.

“Tiga hal yang jadi utama dalam pengembangan smart city yaitu teknologi, manusia, dan tata kelola. Teknologi sebagai suatu strategi untuk mengelola kota,” jelas Suhono.

Untuk membicarakan konsep smart city, mulai kemarin Selasa (21/4) hingga Kamis (23/4) digelar Asia Africa Smart City Summit 2015. Ada 400 peserta dari sejumlah kota di negara-negara kawasan Asia Afrika yang hadir pada acara tersebut.

Acara tesebut jakan dihadiri oleh 7 wali kota di Indonesia dan 9 wali kota dari luar negeri, di antaranya Wali Kota Surabaya Tri  Risma Harini dan Wali Kota Bogor Bima Arya.

Sementara dari luar negeri rencananya akan hadir Wali Kota Victoria Sychelles Jacqueline Moustache-Belle asal Afrika dan Wali Kota Lusaka dari Zambia George Nyedwa.

Pada acara tersebut, akan dibahas berbagai hal mulai dari model kota cerdas, bencana, dan lingkungan, smart government, energy pintar, model bisnis kota cerdas, transportasi cerdas, dan masalah-masalah lain yang kerap terjadi di kota-kota di kawasan Asia Afrika.

Tinggalkan Balasan