Kota Bandung Masih Belum Ramah Bagi Difabel
Oleh: Redaksi
Jurnal Bandung – Aktivis Bilik, sebuah komunitas kaum difabel Zulhamka Julianto Kadir menegaskan, hingga kini, masih banyak janji-janji Pemkot Bandung terkait aksesibilitas bagi difabel yang belum ditepati, salah satunya akses jalan dan pelayanan publik.
“Sejak dulu, pemkot berjanji akan melibatkan para difabel untuk mengetahui apa saja yang jadi pertimbangan dalam membangun infrastruktur. Namun, hingga kini, para difabel malah tidak dilibatkan. Maka tidak heran, pembangunan kota pun jadi tidak berkeadilan bagi kami, karena tidak mempertimbangkan kemudahan bagi kami,” beber pria yang akrab disapa Anto ini kepada Jurnal Bandung, Minggu (27/9).
Anto melanjutkan, Pemkot Bandung kini tengah gencar membangun kota dengan ruang-ruang publiknya yang diatur seindah mungkin. Namun, kata Anto, dari sekian banyak ruang publik yang dibangun, tidak sedikit yang sulit diakses oleh difabel, baik mereka yang tunanetra, tunadaksa, dan lainnya.
“Pemkot kan ingin kebahagiaan warganya meningkat. Lalu para difabel bagaimana? Mereka juga warga Bandung, yang juga punya hak menikmati ruang publik yang ada,” tegasnya.
Sekretaris Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) Kota Bandung Nunung Yulia menyebutkan, yang sangat diperlukan difabel saat ini, yakni akses jalan yang ramah bagi mereka.
Diakuinya, Pemkot Bandung belum bisa menyediakan sepenuhnya akses jalan yang ramah bagi kaum difabel, terutama bagi mereka yang tunanetra maupun cacat fisik dalam berjalan.
“Masih sangat sedikit jalan yang mudah diakses oleh difabel. Untuk itu, tahun 2015 ini, kami menggaet Dinas Bina Marga Kota Bandung untuk turut mengkomunikasi kebutuhan akses jalan ini,” ujarnya.
Menurutnya, di beberapa fasilitas pelayanan publik seperti Puskesmas, akses jalan yang ramah bagi difabel memang sudah tersedia. Namun, pihaknya tetap berharap, dalam membangun setiap gedung pelayanan publik, pemerintah pun mewajibkan kemudahan akses bagi difabel.