Komitmen Melayani Masyarakat, Farhan-Erwin kembali Gunakan Seragam Hansip pada Debat Kedua
Jurnalbandung.com – Pasangan calon Muhammad Farhan-Erwin kembali akan menggunakan pakaian petugas pertahanan sipil (hansip) pada debat kandidat Pemilihan wali Kota Bandung 2024 yang akan dilaksanakan Selasa (19/11/2024). Farhan menjelaskan, seragam hansip ini sarat makna dan menjadi inspirasinya agar senantiasa melayani masyarakat dengan baik ketika terpilih.
“Pakaian hansip yang selalu saya dan Kang Erwin kenakan begitu sarat makna dan sudah menjadi ciri khas yang melekat ke kami, paslon nomor 3. Pakaian Hansip juga menegaskan peran masyarakat sipil dalam membangun kota ini bagian dari inklusivitas sesuai tema debat,” katanya.
Disinggung persiapan apa saja yang dilakukannya untuk menghadapi debat kedua ini, dia menyebut pihaknya sudah mengevaluasi penampilannya pada debat pertama. Ini penting agar pada debat kedua bisa tampil lebih baik lagi.
“Evaluasi untuk memastikan kami dapat menampilkan yang lebih baik lagi di debat kedua nanti. Kami banyak berdiskusi dengan tim dan tokoh-tokoh yang memiliki relevansi dengan tema debat besok,” katanya.
Selain itu, sama halnya dengan debat pertama, Farhan-Erwin akan melakukan doa bersama keluarga dan tim pemenangan sebelum berangkat ke lokasi. “Agar debat kedua nanti dapat berjalan lancar,” katanya.
Lebih lanjut, Farhan menilai debat kedua sangat menarik terlebih bertemakan mewujudkan Bandung kota yang kreatif, inklusif, dan sumber daya manusia yang maju dan berkebudayaan. “Tema ini sangat menarik, salah satunya karena inklusivitas sejalan dengan visi kami dalam ‘Bandung Utama, Merawat Bandung, Merawat Warga’,” katanya.
Dalam upayanya mewujudkan Bandung sebagai kota kreatif, Farhan menjelaskan selama kampanye dirinya sudah bertemu dengan sejumlah pelaku usaha kreatif. “Kami bertemu, berdiskusi dan berdialog dengan komunitas yang berisi para pelaku kreatif di Kota Bandung, salah satunya di acara KUUKIR (Kukulutus baru Mikir) yang kami inisiasi,” katanya.
Dari diskusi ini, dirinya banyak menyerap aspirasi pelaku ekonomi kreatif dan sepakat berkolaborasi untuk menjadikan Bandung sebagai kota kreatif yang inklusif dengan memaksimalkan potensi sumber daya manusia yang ada.
“Sebagai orang Bandung sekaligus yang pernah berkecimpung di industri kreatif, saya memahami bahwa kreativitas adalah DNA Kota Bandung, dan itu akan tereflkesi dalam kebijakan kami,” katanya. Farhan menambahkan, dalam debat nanti pihaknya ingin setiap gagasan yang kami sampaikan mudah dipahami, relevan, dan menjawab kebutuhan warga Bandung.
Selain itu, pihaknya akan fokus menyampaikan gagasan berupa solusi nyata yang bisa langsung dirasakan dampaknya oleh seluruh masyarakat. “Termasuk kelompok rentan, seperti perempuan, anak-anak dan para penyandang disabilitas,” katanya.