Kepala BPLHD Jabar: Volume Sampah di Sungai Citarum Sudah Berkurang 20%

Oleh: Yuga Khalifatusalam

Foto net
Foto net

Jurnal Bandung – Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat Anang Sudarna mengungkapkan, volume sampah di Sungai Citarum kini sudah berkurang.

Pada 2014 lalu, warga di sekitar Sungai Citarum dapat memungut sampah hingga 8 ton setiap harinya. Namun, sekarang, mereka hanya bisa memungut sampah maksimal 5 ton setiap harinya. Dengan begitu, kata Anang, terjadi pengurangan sampah sekitar 20% setiap harinya.

“Di sekitaran sungai ada banyak warga, dengan menggunakan perahu kecil memungut sampah. Sekarang, dari awal tahun 2016, mereka mengaku sampah yang dipungut berkurang,” tutur Anang kepada jurnalbandung.com di Gedung Sate Kota Bandung, Senin (11/4).

Dikatakan Anang, kondisi tersebut tak lepas pula berkat hasil kerja sama antara TNI dan kabupaten/kota serta Pemprov Jabar untuk membenahi Sungai Citarum, mulai dari anak sungai.

“Kami akan merancang sistem organisasi kerja sama yang telah terjalin antara pemerintah kota/kabupaten yang terdiri dari empat daerah kemudian, TNI, pemerintah provinsi dan lembaga terkait lainnya,” jelas Anang.

Disamping melibatkan lembaga pemerintah, Anang menjelaskan, pihaknya juga akan melibatkan para siswa dan santri untuk membersihkan Sungai Citarum.

“Hal ini juga dilakukan untuk membentuk kultur masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai,” ucap Anang.

Dua bulan ke depan, pihaknya akan melakukan sosialisasi dan konsolidasi kepada siswa, santri, dan masyakat. Setelah itu, akan ada gerakan gotong royong mengambil sampah langsung di sungai setiap hari Sabtu.

“Langkah lainnya yang sudah dilakukan baik oleh pemerintah kota/kabupaten dan Pemprov Jabar saat ini adalah memasang jaring untuk menghadang sampah agar terus tidak mengalir, bahkan jaring yang sudah di pasang sudah mencapai ratusan,” sebutnya.

Namun demikian, lanjut Anang, pengelolaan sampah itu merupakan kewenangan pemerintah kabupaten/kota, fasilitasi untuk pengangkutan kemudian TPAS (Tempat Pembuangan Akhir Sampah) itu harus ditingkatkan.

“Jadi perlu ada perhatian khusus atau menjadikan program prioritas bagi kabupaten/kota untuk menghadapi masalah sungai ini, jangan sampai mempertanyakan kinerja pemprov dalam menanggulangi sampah, kami sekarang juga sedang membangun TPAS dengan teknologi tinggi di Legok Nangka,” tegasnya.

Anang berharap, dengan kerja sama dan sistem organisasi yang baik, pembenahan Sungai Citarum akan lebih cepat lagi, terutama dalam mengatasi limbah rumah tangga, limbah industri dan limbah toko, serta membenahi bangunan yang masih berdiri di bibir sungai.

“Jika kultur masyarakat sudah berubah, maka akan mudah juga untuk membenahi segala masalah yang ada di Citarum,” tandas Anang.

Tinggalkan Balasan