Kematian Balita dan Pengasuhnya di Kolam Renang Hotel Horison Jadi Pelajaran Berharga Bagi Orang Tua

Oleh: JB-02/JB-05

Foto net
Foto net

Jurnal Bandung – Kasus meninggalnya seorang balita dan pengasuhnya di kolam renang Hotel Horison Kota Bandung menjadi pelajaran berharga bagi para orang tua, khususnya yang masih memiliki anak kecil.

Bagaimana pun, orang tua adalah pihak yang paling bertanggung jawab mengasuh buah hatinya, meskipun memiliki pengasuh (baby sitter).

“Tidak sedikit orang tua yang memercayakan pengasuhan anaknya 100% kepada pengasuh. Kondisi ini membuat kewajiban orang tua mengawasi dan mengasuh buah hatinya menjadi berkurang,” tutur psikolog Efnie Indrianie kepada Jurnal Bandung, Selasa (19/5).

Menurut dosen Fakultas Psikolog Universitas Kristen Maranatha Bandung ini, umumnya, orang tua akan memberikan kepercayaan penuh kepada pengasuh yang telah bekerja lebih dari setahun dan dinilai berperilaku baik serta bertanggung jawab.

“Akibatnya, pengawasan dari orang tua cenderung berkurang. Dalam
situasi ini, orang tua biasanya hanya akan menanyakan hal-hal yang sifatnya teknis untuk si anak, misalnya menanyakan udah makan atau belum? atau obatnya udah dimakan atau belum? jika si anak sedang sakit. Alhasil, quality time antara orang tua dan anak pun menjadi berkurang,” jelasnya.

Efnie melanjutkan, dirinya pun bukan tidak berempati atas kabar seperti meninggalnya seorang balita bersama pengasuhnya di kolam renang Hotel Horison, namun menurutnya hampir relatif tidak aneh karena hal itu bisa saja terjadi akibat minimnya quality time antara orang tua dan buah hatinya.

Dia mengungkapkan, dari sisi psikologi, anak yang berusia di bawah 12 tahun, tingkat kewaspadaannya relatif belum optimal karena fungsi otak depan untuk menganalisa, memprediksi, dan mengantisipasi belum berkembang.

Kondisi ini dapat terlihat ketika anak diajak untuk menyeberang jalan. Karena tingkat kesadarannya masih kurang, anak biasanya hanya melihat satu perspektif saja.

“Biasanya anak di bawah 12 tahun awareness-nya masih kurang. Kalau misalnya nyebrang, dia hanya lihat satu perpektif, depan ya depan, ga liat kanan kiri. Makanya riskan anak jadi korban kecelakaan,” terangnya.

Meskipun secara pengetahuan anak-anak sekarang terbilang cerdas karena pendidikan di sekolahnya, namun menurutnya, kematangan otak anak tetap akan mengikuti
evolusi kematangan otak.

“Jadi, bagi orang tua, pengetahuan mengenai perkembangan otak anak dan pengetahuan mengenai kemampuan berfikir anak itu harus dipelajari. Apalagi sekarang literaturenya sudah sangat banyak,” tandasnya.

Senin (18/5) kemarin, seorang balita dan pengasuhnya tewas tenggelam di kolam renang Hotel Horison, Jalan Pelajar Pejuang, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung. Korban berinisial Gresela Vivian Hartanto, 5, dan pengasuhnya Herni Lidia Astuti, 20.

Kapolsekta Lengkong, Kompol Jaya Hardianto menuturkan, peristiwa ini terjadi sekitar pukul 06.30 WIB.

Berdasarkan informasi yang diterima, saat peristiwa itu terjadi, suasana di area kolam renang masih sepi. Diduga, kedua korban yang tengah berwisata di Kota Bandung itu tidak bisa berenang.

“Sekira pukul 07.15, saksi yang merupakan pegawai hotel di bagian fitnes center melihat ada orang tenggelam. Dia pun lalu laporan kepada security hotel, kemudian security hotel melakukan pertolongan dengan mengangkat dua korban tenggelam tersebut,” katanya.

Kedua korban kemudian dibawa ke unit gawat darurat (UGD) RS Muhamadiyah di Jalan KH Ahmad Dahlan. Selang 10 menit, berdasarkan hasil pemeriksaan medis, korban dinyatakan sudah meninggal dunia.

“Diduga korban sudah meninggal di tempat kejadian,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan