Kampus IPDN Harus Terbebas dari Kekerasan

Oleh: Dadan Burhan AA

Foto net
Foto net

Jurnal Bandung – Sekretariat Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Setjen Kemendagri) Yuswandi A Temenggung mengatakan, kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) harus terbebas dari kekerasan dalam bentuk apapun.

Sebab, pola pendidikan di IPDN mengutamakan kecerdasan dan kedisiplinan sesuai dengan semangat revolusi mental.

Hal itu diungkapkan Yuswandi dalam acara pengukuhan 719 calon praja menjadi muda praja di Kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, Rabu (30/12).

“Putra-putri terbaik bangsa ini akan menjadi penerus dan penggerak aparatur sipil negara serta mampu menjadi kader pemersatu bangsa Indonesia,” katanya kepada Jurnal Bandung seusai acara pengukuhan.

Menurut Yuswandi, antusiasme putra-putri Indonesia untuk menjadi praja IPDN dari tahun ke tahun meningkat signifikan.

“Tahun ini diikuti sekitar  2200 peserta. Setelah mengikuti tahapan tujuh tahapan seleksi yang sangat ketat, akhirnya terjaring 719 muda praja. Dan mulai tahun ini, seleksi penerimaan praja diserahkan sepenuhnya kepada pihak IPDN dengan sistem online yang bekerja sama dengan sejumlah pihak,” terangnya.

Sebanyak 719 praja tersebut, sambung Yuswandi, telah menjalani masa pendidikan mental disiplin praja sebagai tahap awal menjadi muda praja.

Sementara itu, Kabag Humas IPDN Bisri menyebutkan, para praja akan mengabdi sebagai salah satu komponen penyelenggara pemerintahan dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia.

“Pelaksanaan pengukuhan muda praja merupakan penutup dari serangkaian kegiatan penerimaan calon praja tahun 2015. Bahkan, para calon praja telah menyelesaikan pendidikan latihan dasar mental dan kedisiplinan praja. Selanjutnya, mengikuti pendidikan hasil kerja sama antara IPDN dengan Lembaga Pendidikan (Lemdik) POLRI,” papar Bisri.

Setelah pengukuhan, para muda praja secara resmi akan mengikuti proses pendidikan IPDN dengan pola tri tunggal terpusat yaitu pengajaran, pelatihan, dan pengasuhan.

Pendidikan akan ditempuh selama empat tahun dengan pembelajaran yang disebar pada dua kampus pusat dan  tujuh kampus daerah, yakni kampus pusat di Jatinangor, kampus Jakarta di Cilandak, kampus Sumbar, kampus Riau, kampus Kalbar, kampus NTB, kampus Sulsel, kampus Sulut dan kampus Papua.

Tinggalkan Balasan