Jelang Peparnas, Pemprov Jabar Sediakan Bis Khusus bagi Atlet Difable

Oleh: Yuga Khalifatusalam

Foto net
Foto net

Jurnal Bandung – Memasuki gelaran Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016 Jawa Barat, Pemprov Jabar membuat terobosan baru dimana para atlet difable akan diberi perhatian khusus.

Bagaimana tidak, Pemprov Jabar dengan niatnya membeli 12 bus yang didesain khusus untuk para atlet difabel yang mengikuti gelaran Peparnas.

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menjelaskan, awalnya pemprov akan menyewa bus yang bisa dimodifikasi khusus, namun katanya, tidak ada yang bersedia menyediakan bus yang didesain khusus untuk para atlet difable.

“Berbeda dengan PON, kita sewa bus untuk para atlet. Namun papernas ini tidak ada yang mampu menyediakan bus khusus difable. Akhirnya kita beli sendiri sebanyak 12 unit,” kata Ahmad Heryawan kepada jurnalbandung.com seusai melihat dan mengecek bus khusus difable di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (6/10).

Pria yang akrab disapa Aher ini menjelaskan, pengadaan bus khusus difable ini adalah sebuah inovasi yang pertama kali dilakukan. Bahkan, lanjut Aher ,sepanjang sejarah gelaran Peparnas ini, baru Pemprov Jabar yang mampu berinovasi menyediakan bus khusus difable.

“Pembelian bus ini salah satu inovasi lainnya yang belum pernah ada di ajang Peparnas sebelumnya. Tadinya kami mau sewa saja busnya, tapi karena di Bandung tidak ada yang menyewakan makanya kami beli,” kata Aher.

Dikatakan Aher, proses pembelian selusin bus tersebut tidak melalui proses lelang atau tender. Panitia pelaksana langsung membeli ke dealer dengan harga sesuai yang tercantum di katalog. Menurutnya, pembelian model seperti ini jauh lebih memudahkan dan sudah pasti aman.

“Busnya ada yang besar dan kecil. Yang besar kami beli sebanyak tujuh bus dengan harga masing-masing Rp900 juta dan yang kecil sebanyak lima bus dengan harga masing-masing Rp700 juta,” sebut Aher.

Saat ditanya akan diapakan bus khusus difable tersebut pascadigelarnya Peparnas, Aher menjelaskan, seluruhnya akan disumbangkan ke beberapa sekolah luar biasa (SLB), yayasan panti difabel, dan lainnya.

“Pokoknya sudah ada beberapa pihak yang meminta agar busnya dihibahkan kepada mereka,” pungkas Aher.

Tinggalkan Balasan