Jalan Tol Soroja Siap Beroperasi Bulan September Mendatang
Oleh : Yuga Khalifatusalam
Jurnalbandung.com – Pembangunan jalan tol Soreang-Pasir Koja (Soroja) ditargetkan bisa diselesaikan tahun ini. Bahkan Jasa Sarana, BUMD Jabar sebagai salah satu pemegang saham PT Citra Marga Linta Jabar (CMLJ), pemegang proyek pembangunan tol Soroja menargetkan bisa beroperasi pada bulan September mendatang.
Meski beberapa kali meleset dalam penyelesaian pembangunan jalan tol ini, pihak pemegang proyek memastikan bulan September mendatang sudah bisa digunakan.
Direktur PT Jasa Sarana Mulyadi mengatakan, pembangunan fisik Tol Soroja hingga akhir Mei lalu sudah mencapai 74 persen. Agustus tahun ini diperkirakan proses kontruksi sudah tuntas seluruhnya.
“Saat ini pembangunan pintu tol sudah dimulai, nanti disambungkan ke Cileunyi,”ujar nya pada wartawan di Gedung Sate, Bandung, Senin (3/7)
Menurut dia, proyek tersebut sudah terlambat 6 bulan dari target pengoperasian. Hal itu dikarenakan, adanya permasalahan pembebasan lahan. Di antaranya terkait dua masjid yang ada di badan jalan.
Selain itu, masalah cuaca, dan model pencarian tanah yang berbeda yang dulu urugan tapi saat ini berupa beton.
“Ada masalah irigasi juga, kalau diurug semua akan potensi banjir besar, maka ini ada upaya agar penyerapan air masih leluasa,”ucap dia.
Lebih jauh, Jasa Sarana yang memiliki saham 10 persen di CMLJ itu berharap jalan tol segera selesai agar bisa menjadi solusi mengurangi kemacetan, menumbuhkan ekonomi masyarakat sekitar dan lingkungan tetap terjaga terutama daerah resapan air.
Sebelumnya, Sekda Jabar Iwa Karniwa mengaku PT CMLJ beralasan perkembangan tak signifikan ini terjadi karena masih ada kendala yang terjadi di lapangan dalam pengerjaan jalan tol sepanjang 10,55 km itu. Pertama, meski pembebasan lahan sudah nyaris selesai, namun salah satu masjid masih menunggu tahapan pembangunan. “Pembebasan lahan pun ternyata tidak mencukupi,” tuturnya.
Karena itu pihak kontraktor melakukan proses desain ulang di lokasi Citeureup dan Tegal Caang. Kemudian kendala pun terjadi pada pengadaan tanah untuk timbunan dimana rata-rata quarry (tambang terbuka) belum memiliki izin galian C sehingga sering timbul masalah di lapangan. “Padahal secara anggaran tidak ada masalah,” katanya.
Selain itu, jarak dari quary menuju lokasi proyek sempit sehingga tidak memungkinkan indek24 melewati. Kondisi ini diperburuk dengan lokasi quarry yang rata-rata jauh dari lokasi proyek tol.”Target kami berharap Soroja ini cepat selesai, tapi fenomena di lapangan tidak semudah membalikkan telapak tangan,” keluhnya.