Jadi Lokasi Pembukaan dan Penutupan PON, Stadion Si Jalak Harupat Harus Ditata

Oleh: Bayu Wicaksana

Foto net
Foto net

Jurnal Bandung – Pengurus Besar (PB) Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat akhirnya mengumumkan lokasi upacara penutupan dan pembukaan PON digelar di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.

Ketua DPRD Jabar Ineu Purwadewi Sundari mendukung penggunaan stadion tersebut, menggantikan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang dinilai pihak kepolisian tidak layak pakai.

Ineu pun mengapresiasi langkah PB PON yang bergerak cepat dalam memutuskan lokasi upacara pembukaan dan penutupan PON itu.

“Ya, harus segera ditentukan. PON ini kan tinggal dalam hitungan hari,” kata Ineu di Bandung, Jumat (28/8).

Ineu menjelaskan, batalnya penggunaan Stadion GBLA tidak akan mengurangi kelancaran PON itu sendiri. Terlebih, lanjut Ineu, arena pertandingan lainnya terus dipersiapkan, sehingga saat waktunya nanti siap digunakan.

“Tempat tidak menjadi kendala atau menandakan Jabar tidak siap PON. Yang penting harus kita benahi. Jabar siap menghadapi PON, di mana pun lokasinya berada,” tuturnya.

Ineu menilai, kualitas Stadion Si Jalak Harupat pun tidak perlu diragukan meski harus menampung banyak penonton. Kendati begitu, Ineu mengatakan, perlu adanya sejumlah perbaikan terhadap stadion yang berlokasi di Soreang itu, terutama menyangkut akses jalan menuju stadion yang dinilainya terlalu kecil.

“PB PON harus segera bergerak, saya waktu ke sana (Stadion Si Jalak Harupat), akses jalannya kecil. Jadi harus dibenahi, akses ke sana harus dipikirkan,” kata Ineu.

Selain akses jalan, Ineu pun menilai, penataan di stadion tersebut harus ditingkatkan. Hal ini penting untuk menjaga citra Jabar, mengingat acara yang digelar berstandar nasional.

“Jalak Harupat harus ditata, harus ada perbaikan-perbaikan. Di sisinya ada lapang kosong begitu saja, jadi perlu penataan, agar lebih cantik,” ujarnya.

Sementara itu, Ineu pun berharap Stadion GBLA masih bisa digunakan. Perbaikan-perbaikan harus segera dilakukan agar keberadaan stadion di Gedebage ini pun tidak menjadi sia-sia.

“Saya berharap agar keinginan warga terhadap GBLA bisa terwujud. Stadion besar ini bisa digunakan, bermanfaat, jangan sampai dibangun tapi sia-sia,” ungkapnya.

Terlebih, lanjut Ineu, pembangunan stadion yang berkapasitas hingga 40.000 penonton ini memakan biaya yang cukup besar.

“Perbaiki, ini bukan uang kecil, jangan mubazir. Semoga bisa digunakan, meski tidak sekarang,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan