Jabatan Kadisdik Jabar Dilelang

Oleh: Yuga Khalifatusalam

foto net
foto net


Jurnal Bandung – Pemerintah Provinsi Jawa Barat melelang jabatan kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar. Badan Kepegawaian Daerah Jabar sudah menyeleksi 10 calon kadisdik dan saat ini telah mengerucut menjadi tujuh calon.

Kepala BKD Jabar M Solihin mengatakan, pihaknya sudah melakukan assesment tes, pemeriksaan kesehatan, dan test psikometrik terhadap peserta lelang jabatan. Dari 10 nama yang masuk, kata dia, terdapat dua nama yang didiskualifikasi karena datang terlambat.

“Lalu satu orang tidak memenuhi persyaratan, sehingga tinggal tujuh nama,” kata Solihin kepada Jurnal Bandung di Gedung DPRD Jabar, Bandung, Kamis (8/1).

Solihin menjelaskan, ketujuh calon Kadisdik ini berasal dari internal Pemprov Jabar dan juga dari eksternal. Menurutnya, tiga orang berasal dari pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemprov Jabar dan empat orang dari luar atau eksternal. Namun, Solihin enggan menyebutkan rinci siapa saja ketujuh calon Kadisdik ini.

“Nanti enggak surprise. Nanti sajalah kalau sudah ada penunjukkan dari gubernur. Lagipula kami juga hati-hati karena takutnya ada oknum yang memanfaatkan situasi ini untuk hal-hal yang tidak-tidak,” ucapnya.

Solihin menjelaskan, proses lelang ini sudah dilaksanakan sejak Desember 2014 lalu. Menurutnya, terdapat dua posisi yang dilelang yakni Kadisdik dan Kepala BP3 Iptek.

“Yang BP3 Iptek sudah selesai dan sudah ada tiga nama yang akan diajukan, tapi belum kita ajukan karena menunggu yang Kadisdik agar sekaligus. Untuk Kadisdik nanti akan masuk tahapan wawancara,” katanya.

Solihin pun menjelaskan, latar belakang dilaksanakannya lelang ini mengacu pada Undang-Undang tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) di mana lelang dilakukan untuk mengisi jabatan pimpinan tinggi yang ada di Jabar yakni pimpinan tinggi pratama dan madya.

“Madya cuma ada satu yakni sekda, kalau pratama adalah kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan kepala biro. Untuk Kadisdik ini kan Pak Wahyudin sudah berhenti karena menjadi Rektor Unsika,” sebutnya.

Solihin pun menuturkan, melalui proses lelang ini diharapkan muncul nama terbaik. Terlebih, Dinas Pendidikan Jabar merupakan OPD dengan anggaran yang cukup tinggi yakni sekitar Rp7 triliun.

“Yang pasti pak gubernur ingin memeroleh yang terbaik, untuk itu harus ada persaingan dan yang menguji pun independen. Mulai dari tahap assesment hingga nanti wawancara. Ada dari pemda, dari perguruan tinggi, juga dari masyarakat yang tidak diragukan lagi kepakarannya,” tuturnya.

Solihin mengakui, meski dilelang, peminat untuk posisi ini tidak terlalu banyak. Ini terjadi karena persyaratan yang harus dipenuhi juga cukup berat.

“Cuma 10 orang yang daftar karena persyaratannya memang ketat. Pak gubernur mintanya orang yang kuat, berdedikasi, loyal untuk pendidikan, dan tidak punya kepentingan pribadi. Apalagi anggarannya besar, Rp7 triliun. Jadi harus tepat penggunaannya, harus pintar menggunakan uang ini karena ini uang amanat,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan