Ini Dia Jurus-jurus Jitu Aher untuk Hadapi MEA

Oleh Yuga Khalifatusalam

Foto net

Jurnal Bandung – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan punya beberapa jurus jitu untuk menghadapi persaingan dalam perdagangan bebas masyarakat ASEAN atau dikenal dengan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA).

Bahkan, dengan jurus-jurus jitunya itu, Heryawan menyatakan, masyarakat Jabar siap menghadapi MEA. Pihaknya mengaku sudah menyiapkan beberapa langkah dan antisipasi, baik dari sisi sumber daya manusia (SDM) maupun kualitas barang dan jasa, termasuk perizinan usaha di daerahnya.

“Sertifikasi pekerja, peningkatan kualitas UKM terus kita lakukan, serta kemudahan-kemudahan urusan (izin usaha) juga kita lakukan. Jadi kemudian kalau kita lihat ke depan usaha-usaha semakin kita permudah termasuk di pusat juga kan, perizinan yang asalnya setahun jadi 3 jam. Jawa Barat pun seperti itu, kita mudahkan semua perizinan,” ungkap Heryawan kepada Jurnalbandung.com di Bandung, sabtu (27/2).

Pria yang akrab disapa Aher ini mengungkapkan, selain peningkatan kemampuan SDM serta kualitas produksi barang dan jasa, dunia perbankan pun harus mendukung gairah industri usaha kecil menengah (UKM) agar partisipasinya dalam dunia ekonomi dan bisnis di Tanah Air terus meningkat.

“Mudahkan semua perizinan, mudahkan semua dunia usaha. Perbankan pun harus siap apabila suku bunga untuk UKM kan sudah ditentukan oleh pemerintah pusat. Jadi kita tinggal terus membimbing masyarakat kita supaya profesionalismenya, kualitas barang yang diproduksinya meningkat. Juga pelayanan, tata karma, dan sopan santunnya dalam melayani tamu-tamu dari berbagai negara kita siapkan, semua sedang berjalan dan akan terus berjalan menghadapi MEA ini. Alhasil saya harus mengatakan bahwa kita Insya Allah siap menghadapi MEA,” papar Heryawan.

Dia menambahkan, pihak Pemprov Jabar pun terus bersinergi dengan pemerintah pusat mengenai izin usaha. Namun, menurut Heryawan, ada beberapa izin usaha yang memerlukan izin lokasi, seperti usaha pertambangan masih memerlukan proses karena hal tersebut berkaitan dengan tata ruang dan lingkungan.

“Kalau model-model (usaha) yang terkait dengan tata ruang memang masih agak lambat. Karena harus melihat tata ruangnya, lapangannya seperti apa. Tapi kalau tanpa tata ruang, tanpa ruangan bumi yang dipakai untuk dunia usaha kita atau skupnya kecil dan sudah ada di kawasan tertentu ga akan sulit ya. Terutama yang sudah di kawasan tadi. Yang belum di kawasan kita percepat, yang di kawasan kita percepat lagi karena kalau sudah di kawasan sudah ada sebuah kepastian, kepastian hukumnya sudah jelas untuk kawasan industri dan ekonomi,” tuturnya.

Terkait dengan tenaga kerja, Heryawan tetap menuntut komitmen kepada para investor dari luar untuk menempatkan tenaga kerja lokal pada bidang usaha yang digelutinya, dengan terus meningkatkan kemampuan tenaga kerja lokal agar bisa bersaing dengan tenaga kerja asing yang akan masuk ke Jabar.

“Yang pasti setiap ada investor masuk kita akan berpesan bahwa sejumlah tenaga kerja kebanyakannya harus dari Jawa Barat atau berasal dari dalam negeri. Nanti kita akan buat regulasinya, tapi mudah-mudahan ada regulasi dari pusat. Paling tidak komitmen, ya. Nanti kalau regulasinya dipersulit untuk tenaga kerja asing, terus tenaga kerja kita dipersulit juga di luar, bahaya juga. Tapi yang jelas tidak ada saling mempersulit, yang ada adalah saling memproteksi dalam arti memproteksi masyarakat kita dengan semakin meningkatkan kualitasnya, produksinya, dan kesehatannya,” pungkas Heryawan.

Tinggalkan Balasan