Hanya Dalam Waktu 6 Bulan, 45.000 Lebih Perempuan Positif Kanker Serviks
Oleh: Redaksi

Jurnal Bandung – Penyakit mematikan kanker leher rahim/mulut rahim atau yang dikenal dengan kanker serviks sangat rentan diderita perempuan yang telah aktif melakukan hubungan seksual.
Data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menunjukkan, terhitung sejak Januari-Juni 2016, lebih dari 45.000 orang perempuan terjangkit penyakit yang diakibatkan virus Human pappiloma (HPV) itu.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris menyebutkan, pihaknya menanggung klaim pengobatan hingga Rp33,4 miliar untuk para penderita kanker serviks selama periode tersebut.
“Sementara di tingkat rawat inap, terdapat 9.381 kasus dengan total biaya sekitar Rp51,3 miliar,” ungkap Fachmi kepada jurnalbandung.com dalam Pencanangan Gerakan Promotif Preventif dengan Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dan Papsmear di Jalan El Tari, Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (29/7).
Fachmi menambahkan, kanker serviks umumnya tidak menimbulkan gejala dan sulit terdeteksi pada stadium awal. Oleh karena itu, Fachmi mengimbau perempuan yang telah aktif berhubungan seksual melakukan screening kesehatan melalui layanan kesehatan deteksi dini yang disediakan BPJS Kesehatan.
“Deteksi dini kanker serviks masuk dalam skema pembiayaan program JKN-KIS, sehingga peserta JKN-KIS yang ingin melakukan deteksi dini kanker serviks tidak perlu lagi mengeluarkan uang,” tegas Fachmi.
Masih di tempat yang sama, ahli kebidanan dan kandungan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) WZ Johannes, NTT dr Unedo SpOg.B.Onk menyebutkan, di Indonesia, kanker serviks menempati urutan pertama penyakit mematikan setelah kanker payudara.
Oleh karena itu, untuk mencegah kanker serviks, setiap perempuan yang telah aktif berhubungan seksual, sangat dianjurkan melakukan deteksi dini melalui IVA atau papsmear. Selain melalui deteksi dini, pencegahan juga bisa dilakukan dengan pemberian vaksin antikanker serviks.
“Umumnya, sekitar 70-80% perempuan yang datang ke puskesmas atau rumah sakit terdeteksi sudah menderita kanker serviks stadium 3 atau 4, sehingga pengobatannya lebih berat dan biaya yang dibutuhkan pun lebih mahal,” jelasnya.
Dia menjelaskan, gejala paling umum seorang perempuan menderita kanker serviks, yakni mengalami keputihan yang tak kunjung sembuh, pendarahan setelah berhubungan intim, hingga nyeri pinggul.
“Kanker serviks menyerang perempuan usia produktif antara 25-55 tahun, tapi sering juga ditemukan kasus perempuan yang mengidap kanker serviks di usia 20 tahunan atau belum menikah, mungkin karena hubungan seks bebas,” katanya.