Hadirkan Kartini Masa Kini, PKS Jabar Kupas Kasus Kekerasan Pada Perempuan
Oleh: Redaksi
Jurnalbandung.com – Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga Dewan Pengurus Wilayah Partai Keadilan Sejahtera Jawa Barat (BPKK DPW PKS) menyelenggarakan acara Bincang-bincang Tokoh Kartini Masa Kini dengan tema “Emansipasi vs Kekerasan terhadap Perempuan”.
Acara yang akan digelar di Hotel Grand Pasundan, Kota Bandung, Sabtu (29/4/2017) ini sebagai bagian dari rangkaian kegiatan peringatan Hari Kartini dan Milad PKS yang ke-19.
Bincang-bincang tokoh ini akan dihadiri oleh 150 orang peserta dari unsur partai politik, perwakilan organisasi masyarakat di Jabar, tokoh masyarakat, ketua dan sekretaris bidang BPKK DPD PKS dari 26 kota/kabupaten di Jabar dengan menghadirkan tiga orang narasumber.
Keriga narasumber itu, yakni Ketua Tim Penggerak PKK Jabar Dr Hj Netty Prasetiyani, Kepala Dinas P3AKB Dr Ir Hj Dewi Sartika, MSi dan Ketua Salimah Jabar Dra Hj Ani Rukmini, MIkom, serta anggota legislatif dari Fraksi PKS DPRD Jabar Drg Hj Is Budi Widuri MM selaku moderator yang akan memandu acara ini.
Tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia menjadi keprihatinan BPKK DPW PKS Jabar. Tercatat, sepanjang 2016, berdasarkan data yang dihimpun Komnas Perempuan, 13.602 kasus kekerasan terjadi terhadap perempuan di Indonesia. Provinsi Jabar sendiri berada dalam urutan ke-3 dengan jumlah kekerasan yang terjadi sebanyak 1.377 kasus.
Hari Kartini yang seyogyanya menjadi barometer status dan peran perempuan yang strategis dalam tatanan kehidupan keluarga dan masyarakat seperti ironi bagi fakta-fakta di lapangan.
Benarkah nilai-nilai yang dibawa Kartini itu adalah emansipasi perempuan yang hanya sekedar menuntut persamaan hak antara perempuan dan laki laki di segala bidang? Ataukah yang sebenarnya dibawa Kartini itu adalah nilai-nilai yang lebih luhur dari hanya sekedar bisa berperan seperti halnya laki laki?.
Nilai-nilai yang bisa membawa perempuan kepada kehidupan yang lebih maju, lebih berdaya, lebih terjaga dan terlindungi, nilai-nilai yang ketika itu terwujud tidak semata akan memberikan kemajuan kepada perempuan, tetapi juga memberi pengaruh positif bagi kemajuan seluruh unsur keluarga dan menciptakan sebuah ketahanan keluarga, yang akhirnya akan memberikan kontribusi pada kemajuan bangsa. Bukan merupakan isu baru, namun selalu menjadi topik perbincangan yang panas.
Dan bincang-bincang bersama tokoh ini mencoba mengangkat berbagai pandangan, berbagai hasil kajian dan penelitian untuk berkontribusi dalam mengerem laju angka kekerasan terhadap perempuan, khususnya di lingkungan keluarga di Jabar.