Gubernur Pastikan Jembatan Ambrol di Pangandaran Sudah Bisa Dilintasi

Oleh: Bayu Wicaksana

Foto net
Foto net

Jurnal Bandung – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan memastikan ambrolnya jembatan Putrapinggan di Pangandaran sudah diatasi oleh berbagai pihak.

Bahkan, akses yang sempat terputus akibat ambrolnya infrastruktur tersebut kini sudah bisa dilalui, meski belum maksimal.

Menurutnya, tim yang terdiri dari berbagai pihak sudah datang ke lokasi sejak Minggu (9/10) malam. Jembatan sementara (bailey) pun sudah terpasang untuk membuka kembali akses dari dan ke lokasi tersebut.

“Bailey dipasang dua arah, tapi minimal satu arah dulu, gantian. Tapi kalau nanti pada saatnya, juga dibangun bailey dua arah,” kata Gubernur kepada jurnalbandung.com di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (10/10).

Dia menjelaskan, jembatan tersebut ambrol setelah dihantam banjir besar yang melanda kawasan tersebut. Terlebih, banjir tersebut membawa puing-puing kayu, bambu, dan material lainnya yang terus menghantam jembatan tersebut.

“Pondasi sekuat apapun, ketika bandang, ya begini,” katanya.

Disinggung penanganan ke depannya seperti apa, menurutnya, pemerintah akan membangun jembatan baru sebagai pengganti jembatan lama.

“Dibangun lagi jembatannnya. Enggak mungkin diperbaiki, sudah melengkung. Berisiko, ya dibuang. Tapi saya belum melihat detailnya seperti apa,” bebernya.

Lebih lanjut dia mengatakan, seluruh wilayah Jabar kini memasuki kondisi siaga bencana menyusul tingginya curah hujan yang terus turun di wilayah Jabar.

“Kita siaga terus sepanjang tahun.
Hari-hari 2016 ini hari hujan, dan tidak pernah berhenti hujan kan,” tuturnya.

Status siaga bencana ini, tambah dia, akan terus diberlakukan hingga waktu yang tidak ditentukan.

“Siaga ini sudah ada SK-nya, sudah ada penetapannya. Sampai agak panjang karena suasananya ini,” pungkasnya.

Sementara itu, Staf Data dan Informasi BMKG Bandung Yuni Yulianti mengatakan, seluruh wilayah di Jabar akan mengalami musim penghujan disertai angin kencang. Diprediksi, musim hujan ini akan mencapai puncaknya pada bulan depan.

“Jabar termasuk wilayah di-warning. Warning terhadap curah hujan yang tinggi dan potensi ada angin kecang,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, tingginya curah hujan ini dikarenakan tekanan udara rendah di Samudra Hindia serta adanya sirkulasi angin tertutup di sekitar Laut Jawa.

“Kelembaban udara juga masih tinggi. Jadi hampir semua wilayah di Jabar akan terjadi peningkatan intensitas curah hujan sampai beberapa bulan ke depan,” bebernya.

Pada puncaknya, BMKG memprediksi, curah hujan mencapai 200-400 mm per bulannya. Kondisi ini lebih terasa di wilayah selatan Jabar.

Kondisi ini pun diprediksi mengakibatkan gelombang tinggi di pantai selatan Jabar, seperti Pangandaran dan Palabuhanratu.

“Angin kencang dan gelombang tinggi harus diwaspadai, bisa mencapai lima meter. Nelayan diimbau waspada,” ujarnya.

Menurutnya, kondisi berbeda terjadi di pantai utara Jabar karena gelombang dan anginnya relatif lebih kecil.

“Utara relatif aman, 0,25-0,75 meter,” katanya.

Dia pun menyebut, curah hujan di kawasan Bandung Raya berkisar 41-60 mm.

“Kemarin Bandung Utara 53,1 mm sehari, Bandung Selatan 60 mm, Bandung Timur 41 mm. Kalau normal 10 mm,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan