Gubernur Jabar Janjikan Langkah Jitu Untuk Normalisasi Citarum

Oleh: Bayu Wicaksana
Foto net
Foto net

Jurnal Bandung – Pemprov Jawa Barat menjanjikan langkah jitu untuk mengatasi persoalan di Sungai Citarum.

Setelah bertahun-tahun tak membuahkan hasil yang maksimal, kali ini pemprov akan melibatkan banyak pihak untuk menormalisasi sungai terpanjang di Tatar Parahyangan ini.

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan, pihaknya sedang menyusun tim baru untuk mengoptimalkan program Citarum Bestari. Tim ini terdiri dari pemprov, kabupaten/kota, kampus, berbagai komunitas, hingga TNI.

“Insya Allah sekarang sedang dibuat peta masalahnya, rencana kerjanya, sebelum nanti secara bersama gerakan Citarum Bestari ini digaungkan kembali dalam format yang baru,” kata Heryawan kepada jurnalbandung.com seusai memimpin rapat pimpinan Pemprov Jabar, di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (6/4).

Gubernur yang akrab disapa Aher itu mengakui, gerakan Citarum Bestari saat ini terkesan jalan di tempat. Dengan anggaran yang tergolong besar dalam waktu yang cukup lama, persoalan di Sungai Citarum tak kunjung tuntas.

“Mungkin teman-teman di lapangan (bertanya) kok geraknya melempem lagi?” ujarnya.

Justru, lanjut Aher, saat ini pihaknya tengah menyiapkan rencana aksi multipihak implementasi pekerjaan (RAM IP) yang akan tuntas hari ini.

Dengan adanya hal itu, Aher meyakinkan, aksi Citarum Bestari akan lebih menggigit dan diharapkan membuahkan hasil sesuai harapan.

“Kita sedang “ngawahan”, sedang siap-siap. Karena kalau tiba-tiba “berlari’ tanpa konten yang disepakati, tanpa konten yang jelas, kan tidak berguna,” paparnya.

Aher juga menyebut, dengan adanya RAM IP, maka akan jelas mengenai tugas dan tanggung jawab dari setiap pihak.

“Apa saja program kita, siapa saja yang melaksanakan, bagaimana melaksanakannya, dari mana pembiayaannya. Ini lengkap dulu, baru kita bareng gerak bersama-sama menghadirkan kembali Citarum Bestari,” katanya.

Disinggung aksi nyata apa saja yang akan dilakukan tim baru tersebut, menurutnya, langkah pertama yang akan dilakukan adalah membersihkan limbah-limbah dan sampah di Ctarum. Selanjutnya, tim akan mengadvokasi masyarakat agar tidak kembali membuang sampah ke sungai.

“Baik perseorangan maupun dunia usaha untuk tidak buang limbah lagi ke sungai. Mengambil kotoran dan tidak mengotori, tidak membuang limbah baru,” katanya seraya menyebut tim pun akan mendatangi satu per satu industri untuk memastikan mereka tidak membuang limbah ke sungai.

Selain itu, nantinya, tim Citarum Bestari pun akan melakukan hal lain seperti penyediaan tempat sampah dan pengolahan limbah. Kandang-kandang sapi di sekitar bibir Sungai Citarum akan dialihkan ke tempat yang lebih jauh sehingga kotoran ternak tersebut tidak langsung dibuang ke sungai.

“Bertahap dibuat pengolahan limbahnya untuk menjadi biogas bioenergi. Selain itu, (untuk warga) disediakan tempat sampahnya, pengangkutan sampah ditambah,” katanya.

Tidak hanya itu, untuk jangka panjang, pihaknya menyiapkan tempat pemilahan dan pemrosesan akhir sampah (TPPAS) regional seperti Legoknangka di Kabupaten Bandung dan Nambo di Bogor.

“Kan nanti ujung-ujungnya urusan Citarum (TPPAS) Legoknangka,” katanya.

Lebih lanjut Heryawan mengatakan, ke depan, pihaknya akan menerapkan aturan terkait keberadaan industri. Lokasi pabrik dengan tempat pengolahan limbah akan dipisahkan untuk memastikan limbah diolah dengan baik.

Pengelola pabrik dengan pengolahan limbah akan berbeda perusahaan sehingga tidak ada kecurangan yang dilakukan pengelola pabrik.

“Insya Allah kita akan buat regulasi memisahkan antara perusahaan dan IPAL. Sekarang IPAL dimiliki perusahaan bersangkutan. Sebuah perusahaan harus miliki IPAL. Ternyata moral hazard-nya muncul. Perusahaan punya dia, IPAL punya dia, jadi IPAL-nya engga dipakai,” bebernya.

Bahkan, bukan tidak mungkin pihaknya akan menciptakan kawasan khusus industri untuk memastikan penanganan limbah dengan baik.

“Di (kawasan industri) Bekasi cukup bagus, lebih tertata. Bandung Raya saat tumbuh belum dalam konteks kawasan industri. Bekasi di kawasan industrinya menyiapkan limbah komunal secara khusus. Perusahaan bayar untuk mengolah limbah,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan