Dukung Kereta Cepat Jakarta-Bandung, PLN Siapkan Listrik 29.000 KVA
Oleh: Bayu Wicaksana

BANDUNG – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sudah menghitung kebutuhan listrik yang diperlukan untuk menunjang operasional kereta cepat Jakarta-Bandung.
Sedikitnya, diperlukan daya listrik sebesar 29.000 KVA yang nantinya akan didistribusikan ke enam stasiun di sepanjang lintasan Jakarta-Bandung.
Enam stasiun tersebut, yakni Halim, Gambir (Jakarta), Karawang, Walini (Kabupaten Bandung Barat), Gedebage (Kota Bandung), dan Bandung selatan.
Deputi Manajer Komunikasi PT PLN Distribusi Jawa Barat Suargina mengatakan, stasiun yang paling banyak memerlukan pasokan listrik adalah Gedebage, sebesar 15.700 kVA.
Menurutnya, besarnya pasokan listrik tersebut diperlukan karena di stasiun yang terletak di timur Kota Bandung ini terdapat depo dan bengkel kereta cepat.
Adapun kebutuhan listrik untuk stasiun lainnya, yakni Halim 6.400 KVA, Karawang 2600 KVA, Walini 2600 KVA, serta Bandung selatan 2.200 KVA.
Angka kebutuhan pasokan listrik tersebut diketahui setelah pihaknya berkoordinasi dengan pengembang kereta cepat yakni PT Kereta Cepat Indonesia-Cina (KCIC).
Nantinya, lanjut dia, di setiap stasiun akan dibangun gardu listrik baru yang akan terhubung dengan pembangkit listrik terdekat.
“Dari gardu induk terdekat. Antara gardu dengan gardu ada instalasi internal,” kata Suargina kepada Jurnal Bandung seusai bertemu Gubernur Ahmad Heryawan di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (27/1).
Disinggung total investasi PLN untuk kebutuhan kereta cepat, Suargina mengaku belum mengetahuinya.
Namun, dia memastikan, pemenuhan listrik untuk kereta cepat yang akan diintegrasikan dengan kereta ringan (LRT) Bandung Raya ini tidak akan mengganggu pasokan listrik untuk yang lain.
Sebab, saat ini, PLN pun terus menambah kapasitas dengan dibukanya sejumlah pembangkit listrik yang baru.
“Daya dukung pasokan listrik enggak masalah, kami siap karena pembangunan juga terus bertahap, seperti di Jatigede. Semuanya masuk dalam program 35.000 MW,” pungkasnya.