Di Penghujung 2016, Pertumbuhan Ekonomi Jabar Lampaui Nasional
Oleh: Redaksi
Jurnalbandung.com – Selama kurun waktu terakhir masa jabatan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Pemprov Jabar berhasil mencapai sejumlah keberhasilan signifikan.
Indikasi keberhasilan yang dicapai atas program kerjanya adalah indikator angka kemiskinan berhasil ditekan pada kurun waktu satu tahun ini sekaligus laju pertumbuhan ekonomi (LPE) yang berada di atas pencapaian nasional.
Berdasarkan data yang didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar, LPE Jabar year on year triwulan III 2016 mencapai 5,76% atau melonjak dari tahun 2015 sebesar 5,03%. Terjadi kenaikan 0,53% sekaligus melampuai LPE nasional year on year triwulan III mencapai 5,02% (selisih 0,74%).
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher) mengatakan, BPS mensinyalir kenaikan LPE year on year triwulan III 2016 dipicu aktivitas Pekan Olahraga Nasional (PON) yang baru saja diselenggarakan di Jabar. Artinya, perhelatan PON cukup mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
“Ini (pertumbuhan ekonomi Jabar) sesuatu banget. Bahkan, kalau dibandingkan (pertumbuhan) dengan LPE nasional hanya 5,02 %,” papar Aher di Bandung, Kamis (29/12) malam.
Aher kembali merinci, kenaikan LPE ini paling tinggi di Pulau Jawa dibandingkan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Provinsi DKI. Selain itu, untuk nilai inflasi year to date di Jabar telah berhasil ditekan hingga 2,39% pada November 2016 lalu. Padahal, pada 2015 lalu, angkayan mencapai 2,73%. Nilai ini sangat jauh di bawah rata-rata nasional.
“Jadi ini kan plus minus ya. Kalau paling tinggi (inflasi) itu di atas 5, tapi kalau paling rendah di bawah 3,” katanya.
Menurut dia, angka kemiskinan di Jabar pada 2015 lalu pun mencapai indeks 9,57% atau lebih kecil dari nilai angka kemiskinan nasional. Dan pada 2016 ini, Jabar kembali berhasil menurunkannya menjadi 8,95%.
“Bermakna sekali bagi Jabar,” tegasnya.
Aher menuturkan, dari gambaran secara makro itu, perekonomian Jabar mengalami perbaikan sebagai hasil upaya bersama untuk menggenjot perekonomian melalui beberapa program unggulan berkelanjutan, seperti pembentukan wirausaha baru yang telah mencapai angka 51,904 orang dari target 100.000 orang yang dicanangkan hingga 2018. Jumlah tersebut, kata Aher, bisa saja bertambah jika mengacu pada data banyaknya lulusan perguruan tinggi yang memutuskan menjadi pengusaha.
Bahkan, tambah Aher, angka itu belum dihitung dari lembaga-lembaga swasta, seperti Pesantren Daarut Tauhid yang menyelenggarakan program kewirausahaan.
“Jadi meskipun tinggal dua tahun lagi, kami optimis ini bisa tercapai target. Atau, kalau tidak tercapai minimal mendekati target dari segi kepesertaan,” ungkap Aher seraya menyebut, sepanjang 2016, Jabar meraih 21 penghargaan tingkat nasional dari pemerintah pusat.
Selanjutnya, pada program restocking perairan umum, Pemprov Jabar telah memberikan bibit ikan kepada masyarakat. Dengan penyebaran benih di danau, situ, dan waduk mencapai 18,3 juta benih ikan. Jumlah ini akan ditingkatkan pada 2017 hingga 50 juta benih ikan.
“Ini dampaknya luar biasa karena di Waduk Jati Gede, masyarakat di sana sudah tidak kesulitan lagi memenuhi kebutuhan ikan untuk dikonsumsi. Jadi tinggal mancing saja di waduk,” ujarnya.
Program lainnya adalah pemberian 2 juta bibit kopi kepada petani kopi dan kelompok masyarakat agar Jabar menjadi produsen kopi terkemuka di Indonesia. Terlebih, kini Jabar pun sudah menjadi penghasil kopi kedua terbesar di Indonesia setelah Aceh.
Aher pun berjanji, program ini akan ditingkatkan hingga 7 juta bibit kopi yang akan dibagikan pada 2017. Sebab, komoditas kopi Jabar ternyata memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Terlebih, kopi asal Jabar juga telah banyak memenangkan festival kopi tingkat dunia, seperti dalam kontes Speciality Coffe di Atlanta, AS pada Maret 2016 lalu.
Aher menjelaskan, untuk memacu pertumbuhan ekonomi, Pemprov Jabar juga terus mendorong pengembangan kelompok masyarakat usaha mikro kecil menengah (UMKM). Langkah ini telah mencapai keberhasilan dengan pemberian kredit dana bergulir bernama Kredit Cinta Rakyat (KCR) melalui Bank BJB yang telah diterima 15.000 pelaku usaha kecil dengan penyerapan tenaga kerja hingga 34.000 orang.
“Pemberian dana bergulir ini telah berhasil 100% tanpa ada kekurangan. Bahkan, nilai risiko kreditnya hampir 0%. Dan ini telah dikembalikan lagi kepada Pemprov Jabar (tahap pertama) sesuai dengan nilai pemberiannya, yaitu sebesar Rp165 miliar,” jelas Aher.
Beberpa program inovasi juga telah dilakukan untuk memacu pertumbuhan perkonomian daerah, khususnya di bidang pangan, seperti penciptaan bibit unggul pada berbagai jenis tanaman pangan dan ternak berupa pembibitan sapi pasundan dan ayam sentul.
Selain itu, untuk menunjang perekonomian, Pemprov Jabar juga terus mengembangkan infrastruktur. Hal itu dibuktikan dengan kualitas kemantapan status jalan Provinsi Jabar yang mencapai 98%.
“Jalan di Jabar selatan sepanjang 400 km membentang dari barat sampai timur sudah sangat baik. Di Kawasan Ciletuh, Pemprov Jabar juga telah memperbaiki jalan sepanjang 33 km. Ini semata-mata dilakukan untuk mendongkrak aktivitas perekonomian dan sektor pariwisata di Jawa Barat,” pungkas Aher.