Deddy Mizwar Prihatin Seni Budaya Jawa Barat Minim Perhatian

Oleh: Yuga Khalifatusalam

Foto net
Foto net

Jurnal Bandung – Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengaku prihatin dengan minimnya perhatian beberapa pemerintah kabupaten/kota di Jabar ā€ˇterhadap seni dan budaya.

“Ya memang demikian, perhatiannya masih kurang karena ekonomi kreatif baru tumbuh beberapa dekade ini. Selama ini kesenian menjadi sesuatu ekspresi budaya yang harus terus menerus disubsidi. Sehingga perhatian pemerintah pun menjadi kurang, padahal seni budaya sendiri memiliki potensi untuk mandiri,” jelasnya kepada Jurnal Bandung seusai acara Roadshow de Syukron ke-5 di Kantor BKPP Wilayah II Purwakarta, Kamis (6/8).

Dia mengatakan, kini, seni budaya di Jabar kurang berkembang, padahal Jabar memiliki potensi seni budaya untuk dikembangkan. Oleh karena itu, dia berharap pemerintah kabupaten/kota bisa mendorong pengembangan seni budaya di wilayahnya masing masing.

Pihaknya pun mengaku siap mendorong pengembangan seni budaya melalui bantuan keuangan, seperti untuk pembangunan fasilitas pendukungnya.

“Kita memberikan bantuan bukan untuk kegiatan, tapi fasilitas. Misalnya di Subang ada banjidor, bangun gedungnya untuk mereka berlatih dan mentas. Sehingga mereka bisa mandiri. Jadi ada pelestarian seni budaya teraplikasi melalui sanggar itu, sehingga banyak orang yang datang dan kursus, bahkan nonton. Seni harus bisa mandiri,” paparnya.

Seharusnya, lanjut Deddy, pemerintah kabupaten/kota pun memberikan perhatian, minimal dengan menyediakan gedung kesenian yang refresentatif. Dengan begitu, wisatawan dan masyarakat bisa menonton seni budaya yang ditampilkan para seniman asal Jabar.

“Saat ini sudah ada beberapa gedung kesenian di beberapa daerah seperti di Cirebon, Tasik, Indramayu, Bekasi. Tetapi itu belum cukup karena kondisinya masih banyak yang harus diperbaiki,” ungkapnya.

Sebenarnya, kata Deddy, Pemprov Jabar sendiri sudah siap menyediakan bantuan dana untuk membangun gedung kesenian, pihak pemerintah kabupaten/kota hanya tinggal menyiapkan lahannya saja.

“Kalau kabupaten/kota menyediakan lahan, nanti kita kasih bantuan keuangan. Itu gedung kecil bisa, besar bisa, seperti di Tasik halamannya luas, tapi yang penting ada tempat kumpul seniman, tempat mereka berekspresi dan representatif,” terangnya.

Meski demikian, pihaknya berharap lahan untuk gedung kesenian haruslah representatif dan strategis sehingga masyarakat pun bisa datang setiap saat.

“Jadi harus direncanakan dengan bagus. Kalau buat pertunjuakan itu bukan sekedar gedung, tapi ada syarat teknis yang harus diperhatikan, kalau tidak nanti bukannya jadi tempat pertunjukan malah jadi gudang atau tempat seniman nginap. Jadi harus diperhatikan segalanya,” tandas Deddy.

Tinggalkan Balasan