Deddy Mizwar Nilai Ajang BIAF 2016 Luar Biasa
Oleh: Redaksi
Jurnalbandung.com – Pemkot Cimahi kembali menggelar Baros International Animation Festival (BIAF) untuk keempat kalinya. Kota Cimahi secara serius terus mengembangkan salah satu produk industri kreatif ini melalui ajang yang melibatkan para peserta dan narasumber dari 11 negara.
Opening ceremony atau acara pembukaan BIAF 2016 pun berlangsung meriah dan spektakuler. Pembukaan dihelat di Technopark Cimahi, Jalan Baros Nomor 78, Kota Cimahi, Kamis (17/11).
Sebagai tanda dimulainya festival animasi terbesar se-nusantara ini, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar bersama Deputi Bidang Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif Joshua Puji Mulia Simanjuntak dan Wakil Wali Kota Cimahi Sudiarto menekan layar touchscreen yang kemudian disusul tayangan animasi serta ikon BIAF 2016 yang sangat menarik dan canggih hasil karya para animator lokal.
“Tahun keempat BIAF ini luar biasa. Mulai dari penyelenggaraan pertama yang digelar di tenda-tenda di halaman sebuah hotel sampai sekarang di gelar di technopark seperti ini,” ungkap Deddy Mizwar seusai acara pembukaan.
“Ini gambaran tentang komitmen dari pemerintah kotanya dan juga Cimahi Creative Association (CCA), bagaimana sampai yang keempat ini dengan penuh tantangan tetap dilaksanakan dan sekarang semakin bertambah besar kan. Eksistensi dari BIAF ini semakin besar saya kira,” paparnya.
Deddy menambahkan gelaran BIAF perlu terus dikembangkan, sehingga BIAF tidak hanya menghadirkan sebuah teknologi dan kreativitas para animator. Ke depan, BIAF harus mampu menjadi ajang pertemuan para animator seluruh dunia, sehingga BIAF bisa menjadi bursa atau pasar para pebisnis animasi global.
Sebagai salah satu produk industri kreatif, animasi dinilainya memiliki pangsa pasar besar, khususnya di Indonesia. Kemampaun para animator dalam negeri pun sudah tak diragukan lagi, baik dari sisi kualitas mapun kuantitasnya. Menurut Deddy, Indonesia telah memiliki banyak animator handal dan hal tersebut perlu dimanfaatkan maksimal.
“Artinya sumber daya mansusianya sudah sangat tersedia, tapi bagaimana kita mendongkrak nilai ekonomi yang ada,” terangnya.
Hal senada diungkapkan Deputi Bidang Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif Joshua Puji Mulia Simanjuntak. Menurut Joshua, skill dan kemampuan para animator dalam negeri sudah tidak diragukan lagi. Hal yang perlu ditingkatkan adalah kualitas produk animasi, yaitu dari sisi cerita atau storytelling-nya.
“Skill untuk membuat animasi itu sudah tidak diragukan lagi. SDM-nya sudah sangat hebat, tinggal challenge atau tantangannya adalah bagaimana menciptakan storytelling-nya. Animasi tanpa strotytelling yang menarik mungkin akan luput dari pasar,” ujarnya.
Selain sisi cerita, konten lainnya yang perlu diperhatikan yaitu karakter dari animasi yang diciptakan. Joshua menjelaskan, konten lokal atau budaya yang dimiliki Indonesia bisa menjadi ciri khas yang kuat dan bisa menjadi nilai jual serta sarana hiburan yang mendidik untuk masyarakat atau penikmat animasi.
“Ciri khas atau selling point animasi di Indonesia yaitu local content atau kekayaan budaya kita. Si Kancil saja banyak sekali versinya di berbagai budaya, kalau ini diangkat ke dalam sebuah animasi ditambah storytelling yang baik itu akan menjadi sebuah selling point bukan hanya di dalam negeri tapi juga untuk di luar negeri,” jelas Joshua.
Menurut dia, BIAF bisa menjadi sarana interaktif antara para pelaku animasi dalam negeri dan mancanegara untuk mengembangkan kemampuan animasi dari berbagai sisi. Untuk itu, BIAF selalu menghadirkan narasumber profesional, baik dari dalam maupun luar negeri.
Narasumber yang hadir pada BIAF 2016, di antaranya Eric Castanet (Script Doctor dari Prancis), Adam Ham (CEO GCMA, Malaysia), Hongi Kim (CEO Goldilocks Studio Inc., Korea), Kenichiro Tomiyasu (Concept Artist – Final Fantasy X & XI, Metal Geat Rising, Jepang), Eki NF (Head of Creative MD Animation, Indonesia), David Kwok (CEO Tiny Island Production, Singapura), Piotr Kardas (Festival Director O!PLA, Polandia), dan Shilpa Ranade (Animation Lecturer di IIT Bombay, India).
Selain itu, ada juga Peter Schavemaker (Animation Journalist dari Belanda), Stephane Aldebert (CEO Moutarde & Wasabi, Singapura), Hassan Abdul Muthalib (Profesional Scriptwriter, Malaysia), Nol Kittiampon (“Paddle Pop”, Layout Supervisor Monk Studio, Thailand), Dika Toolkit (Sketcher, Indonesia), Myran Gawryn (Animation Character Developer, Teacher di Gobellins, Walt Disney, Dreamworks, Amerika Serikat), Anthony Krawczyck (Audio Visual Coordinator IFI, Prancis), dan pembicara lainnya.
“Dengan adanya acara BIAF ini akan terjadi komunikasi antara para animator dan insan kreatif dari berbagai negara untuk mewujudkan sinergitas dan meningkatkan kualitas animasi sekaligus membangun jejaring animasi global dan membuka pasar global bagi para animator di Indonesia,” tutur Wakil Wali Kota Cimahi Sudiarto.
Menurutnya, bagi Kota Cimahi, animasi telah menjadi bagian dari empat klaster pengembangan ekonomi lokal. Untuk itu, BIAF bisa dijadikan ajang berkumpulnya para stakeholders industri hiburan dan animasi, seperti studio animasi, pengembangan game, comic artists, illustrators, media, agensi, pengembang perangkat lunak, merchandising, pengembang industri IT, komunitas, hingga penikmat animasi.
Ada berbagai kegiatan selain pameran para animator pada BIAF yang dihelat dari 17–20 November 2016 ini, seperti talkshow, master class, business meeting, hingga kompetisi animasi.