Deddy Mizwar: Meski Warga Miskin Berkurang, Jabar Perlu Kerja Keras Hadirkan Kesejahteraan yang Merata
Oleh: Redaksi

Jurnal Bandung – Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan, posisi Jabar sebagai daerah tujuan utama investasi harus terus dipertahankan dan ditingkatkan.
Menurutnya, semakin tinggi tingkat investasi, maka kesempatan kerja baru akan semakin terbuka. Sehingga, penduduk yang tadinya masuk dalam kategori miskin karena tidak berpenghasilan tetap bisa mendapatkan pekerjaan dan berpenghasilan tetap agar ke depan mereka memiliki daya beli yang lebih baik.
Menurut Deddy, hal tersebut sesuai dengan tujuan dari pembangunan itu sendiri dimana berbagai pembangunan yang dijalankan secara kontinyu pada seluruh bidang, termasuk bidang sumber daya manusia, bidang infrastruktur, dan bidang ekonomi. Semua itu dalam rangka mengentaskan kemiskinan dan menghadirkan kesejahteraan rakyat yang lebih merata.
“Terkait dengan itu, kita bersyukur karena persentase penduduk miskin terhadap total penduduk di Jawa Barat terus menunjukkan trend penurunan, yaitu dari 9,57% pada akhir tahun 2015 menjadi 8,95% pada triwulan I tahun 2016. Namun demikian, kita mengakui bahwa dalam hal pemerataan kesejahteraan, kita masih harus berupaya lebih keras karena Indeks Gini Jawa Barat masih 0,41 poin,” papar Deddy pada acara Pembukaan Forum Komunikasi Pelaku Usaha se-Jabar di Ruang Rapat Gedung Bank BJB, Jalan Naripan, Kota Bandung, Rabu (31/8).
Sementara itu, terkait investasi di Jabar, pada periode Januari-Desember 2015, total realisasi investasi (PMA dan PMDN Wajib LKPM) di Jabar tercatat sebesar Rp98 triliun (naik 9,2% dari tahun 2014 dan mencapai 119,51% dari target BKPM), dengan jumlah proyek/usaha sebanyak 6.165 proyek serta tenaga kerja yang terserap sebanyak 286.182 orang (mencapai 21% dari total penyerapan tenaga kerja dan merupakan yang tertinggi di Indonesia).
Jika dilihat dari sumber dananya, lanjut Deddy, modal luar negeri masih mendominasi, yaitu sebesar Rp71,73 triliun dengan jumlah proyek/usaha sebanyak 5.108 proyek serta tenaga kerja yang terserap sebanyak 240.048 orang. Adapun sisanya yaitu sebesar Rp26,27 triliun disumbangkan oleh modal dalam negeri Wajib LKPM dengan jumlah usaha sebanyak 1.057 proyek dan 46.134 tenaga kerja.
“Hal ini menempatkan Jawa Barat sebagai Provinsi dengan realisasi PMA tertinggi nasional, sedangkan untuk realisasi PMDN merupakan yang kedua tertinggi nasional setelah Jawa Timur. Dan Alhamdulillah, pada keseluruhan tahun 2015, perekonomian Jawa Barat mampu tumbuh 5,03% lebih tinggi dari pertumbuhan nasional sebesar 4,79%,” beber Deddy.
Berangkat dari kondisi tersebut, Deddy menekankan kerja sama yang sinergis dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah kabupaten/kota dan para pelaku usaha untuk terus meningkatkan realisasi investasi di Jabar. Terlebih, di tengah kelesuan pertumbuhan ekonomi global, tahun ini, Jabar ditargetkan pemerintah pusat dapat merealisasikan investasi sebesar Rp 91 triliun (15,2% dari target nasional), dan target RPJMD sebesar Rp107,79 triliun.
“Guna menghadirkan iklim usaha yang kondusif dan “ramah investasi”, Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus berupaya melalui pembangunan infrastruktur pendukung seperti jalan, jembatan, bandara, pelabuhan, dan waduk untuk memenuhi kebutuhan industri terhadap energi listrik,” sambung Deddy.
“Sementara untuk mempercepat investasi, di Jawa Barat juga telah ditetapkan lima kawasan industri dengan fasilitas kemudahan investasi langsung konstruksi, yaitu dua di Kabupaten Bekasi serta tiga di Karawang. Selain itu, Jawa Barat juga telah menetapkan beberapa ijin usaha dengan skema layanan cepat dalam waktu 3 jam dan khusus bagi usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi, tahun ini pemprov juga kembali meluncurkan dana bergulir Kredit Cinta Rakyat (KCR) untuk mendukung program pencetakan 100.000 wirausaha baru hingga tahun 2018,” terangnya.
Deddy berharap, sektor usaha mulai dari skala mikro, kecil, menengah hingga usaha besar dapat terus tumbuh. Sehingga, berdampak positif terhadap perluasan kesempatan kerja dan peningkatan laju pertumbuhan ekonomi yang berkualitas agar tercipta pemerataan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, kata Deddy, Forum Komunikasi Pelaku Usaha se-Jabar diharapkan dapat menjadi wahana strategis untuk membangun komunikasi, sinergitas dan optimalisasi kerja sama antar-stakeholders dalam rangka meningkatkan investasi serta daya saing para pelaku usaha dalam negeri, sehingga mampu memenangkan persaingan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Deddy mengingatkan para pelaku usaha di Jabar untuk memanfaatkan program Amnesti Pajak dari pemerintah, baik melalui deklarasi harta di dalam negeri, maupun deklarasi dan repatriasi harta di luar negeri sebagai wujud kontribusi terhadap akselerasi pembangunan nasional.