Datangi MUI Jabar, Gubernur Jabar Ingin Ulama Dakwah Hingga Luar Negeri

Oleh : Yuga Khalifatusalam

Jurnalbandung.com – Gubernur Jabar Ridwan Kamil bersilaturahmi ke kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat, Bandung, Jumat (14/9).

Dia mengatakan, sebagai seorang pemimpin, pihaknya akan melibatkan ulama dalam menentukan sebuah kebijakan.

“Saya komit, apapun masalah di Jawa Barat, terkait keumatan, saya tanya dulu ke ulama,” katanya.

Menurutnya, ulama adalah sosok yang memiliki ilmu yang tinggi, sehingga dia tidak meragukan dalam meminta pendapat kepada ulama.

“Di sini tempat orang-orang berilmu. Ilmu ulama, adilnya pemimpin, akan menghadirkan kemakmuran bagi masyarakat,” katanya.

Dalam pertemuan itu, Emil menggagas sejumlah program yang akan dikerjasamakan dengan MUI Provinsi Jawa Barat. “Akan membantu terwujudnya provinsi halal,” katanya.

Selain itu, lanjut Emil, pihaknya akan melatih ulama agar menguasai bahasa Inggris. Setelah menguasainya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana mengirim mereka ke luar negeri untuk mendakwahkan Islam ke mancanegara.

Di tempat yang sama, Ketua MUI Provinsi Jawa Barat Rachmat Syafei memuji rencana Emil tersebut. Berdasarkan hasil pembicaraannya dengan gubernur Jawa Barat tersebut, tokoh agama Islam ini mendukung pengiriman ulama asal Jawa Barat ke luar negeri.

Rachmat menjelaskan, berdasarkan pengalaman Emil yang diceritakan kepadanya, banyak warga di luar negeri khususnya Amerika Serikat yang mengenal Islam dari ulama asal Timur Tengah.

“Berdasarkan pengalaman beliau (Emil), ketika kuliah (di Amerika), warga di sana mengenal Islam dari Timur Tengah. Inginnya dari masyarakat Indonesia,” katanya.

Rachmat menjelaskan, pengenalan Islam dari Indonesia lebih baik dibanding Timur Tengah. Menurutnya, pengenalan Islam dari ulama Indonesia dilakukan dalam situasi yang damai.

“Di Timur Tengah kan terkontaminasi, dalam keadaan perang. Kalau dakwah di Indonesia dalam keadaan damai, sehingga pemikirannya damai,” katanya.

Bahkan, Rachmat dengan tegas menyebut pengenalan Islam dari Timur Tengah berpotensi menimbulkan radikalisme. “Eksesnya keras, radikal,” katanya.

Oleh karena itu, Rachmat menilai MUI harus mencetak kader untuk mengirimkan ulama asal Indonesia agar bisa berdakwah di luar negeri. “MUI harus membuat kader dakwah, awalnya dari bahasa Inggris. Mereka tahu Islam dari Timur Tengah, padahal Islam dari Indonesia itu lebih bagus,” katanya.

Tinggalkan Balasan