Dalam Singapore Intenational Foundation Connect, Emil Nyatakan Akan Kembangkan Ekonomi Kreatif

Oleh: Redaksi

Foto net
Foto net

Jurnal Bandung – Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menjadi panelis dalam kegiatan Singapore International Foundation (SIF) Connect di Pendopo Kota Bandung, Sabtu (13/4) lalu.

Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil berdiskusi dengan Ibrahim Senen, rekan firma hukum DNC Advocates at Work; Tati Iriani, Kepala BAPUSIPDA Jawa Barat; Dedeh Suatini, Kepala Sekolah SMAN 11 Bandung; Timothy Chin, Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar Singapura di Indonesia; dan Kesavapany, Gubernur SIF.

Diskusi dimoderatori oleh Jennifer Lewis yang juga Kepala Divisi Komunikasi dari Badan Penanaman Modal SIF. Dalam diskusi tersebut, para panelis bersama-sama berbagi ide dalam sumber daya di berbagai bidang seperti pendidikan, lingkungan, seni budaya, mata pencaharian, dan bisnis.

Seusai berdiskusi, Emil menuturkan, Bandung dan Singapura tidak memiliki sumber daya energi dan alam yang cukup dalam membangun ekonominya masing-masing, tapi menurutnya, Bandung dan Singapura memiliki modal yang besar yaitu sumber daya manusianya.

“Jadi Bandung sedang mencoba mengikuti langkah Singapura untuk membawa sumber daya manusia sebagai pendorong utama untuk menggerakan perekonomian,” ujar Emil dalam keterangan tertulis yang diterima Jurnal Bandung, Minggu (14/6).

Oleh karena itu, dalam mengembangkan Kota Bandung, Emil menyatakan akan fokus pada konsep ekonomi kreatif. Hal itu, kata Emil, juga didukung dengan adanya 50 lebih universitas di Bandung yang tentunya dapat mendorong ekonomi kreatif tersebut.

Emil juga menuturkan, berbeda dengan Singapura, Bandung memiliki budaya sosial yang tinggi. Salah satunya dengan adanya budaya gotong royong

“Contoh waktu (konferensi) Asia Afrika kemarin, ada beberapa relawan yang membantu, ada sekitar tiga ratus lebih. Itulah hal kecil yang ingin kita tunjukan pada dunia bahwa Bandung punya budaya gotong royong,” ungkapnya.

Selain mengenalkan budaya gotong royong, Emil juga menjelaskan bahwa warga Bandung adalah masyarakat yang berbahagia. Karenanya, pembangunan ruang terbuka seperti taman-taman hijau atau taman tematik menjadi pusat ruang lingkup sosial di Bandung yang bisa membuat index of happines masyarakat Bandung meningkat.

“Walaupun kita belum memiliki perkembangan sejauh seperti Singapura dari pembanguan fisik sampai teknologinya. Tapi di sisi kebahagiaan saya pikir Bandung jauh lebih bagus,” ucapnya.

Tinggalkan Balasan