Cegah Kekerasan pada Anak, Netty Heryawan Minta Posyandu Di-Upgrade
Oleh: Redaksi
Jurnal Bandung – Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat Netty Prasetyani Heryawan menginginkan Posyandu menjadi garda pertahanan tersepan dalam pencegahan kekerasan pada anak yang kini kian marak.
Namun, menurut Netty yang juga menjabat Ketua Tim Penggerak PKK Jabar itu, harapan tersebut bisa diwujudkan bila Posyandu di-upgrade menjadi Posyandu multifungsi.
Netty menuturkan, momen pada saat para ibu berkumpul dengan balitanya di Posyandu setiap bulan harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberikan arahan akan pentingnya mengajari anak sistem reproduksi.
Selain itu, pengawasan tayangan televisi dan penggunaan perangkat ponsel pada anak pun perlu disosialisasikan.
Hal tersebut disampaikan Netty saat menjadi keynote speaker pada acara
Training of Trainer (TOT) Posyandu Provinsi Jabar 2016 yang diprakarsai Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Provinsi Jabar di Hotel Tryas, Jalan RA Kartini Nomor 86 Cirebon, Kamis (26/5) petang.
Netty juga menginginkan, ke depan, Posyandu bisa menjadi mitra utama pemerintah dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat yang menjadi korban kekerasan. Dengan demikian, posyandu dapat menjadi penghubung pertama antara korban kekerasan dan pihak berwenang.
“Sekarang, dengan komitmen bersama pemerintah daerah, mari kita bangun Posyandu multifungsi, yang tidak hanya memberikan layanan kesehatan ibu dan
anak, tetapi juga menjadi pusat informasi keluarga,” ungkap Netty.
“Jadikan Posyandu sebagai pusat belajar masyarakat, garda terdepan
pencegahan kekerasan pada perempuan dan anak,” sambungnya.
Menurut Netty, pembangunan Posyandu multifungsi harus memperhatikan segi kelembagaan, organisasi, sumber daya manusia, dan juga program.
Dari segi kelembagaan, harus dilakukan pengokohan eksistensi Posyandu dan penguatan peran Pokjanal/lembaga pendamping Posyandu.
Dari segi organisasi, sistem informasi Posyandu harus terus diperbaiki. Mekanisme penyelenggaraan Posyandu pun harus dirancang sedemikian rupa agar presentase kedatangan masyarakat dapat ditingkatkan.
Selain itu, pembangunan sumber daya manusian (SDM) dapat dilakukan dengan peningkatan kapasitas pendamping dan kader Posyandu serta membekali mereka dengan keterampilan-keterampilan teknis lainnya, seperti keterampilan berkomunikasi, melobi, dan sebagainya.
Sedangkan dari segi program, dapat ditingkatkan dengan membuka penerimaan pengaduan atau laporan korban dan konsultasi mediasi, hingga penanganan korban dan advokasi.