Cara Istiqamah Menjaga Amalan Pasca Ramadhan

Pasca bulan Ramadhan, kebiasaan baik dan ibadah kita selama Ramadhan tidak selalu terjaga bahkan hingga meninggalkannya. Padahal selama bulan ramadhan kita berusaha dan bertekad untuk menjadi lebih baik dan taqwa. Oleh karena itu bagaimana cara agar kita dapat istiqamah menjaga amalan setelah bulan ramadhan ini? Apa saja yang kemudian harus kita jaga pasca ramadhan ini?

Dengan penjagaan ini menunjukan keberhasilan ibadah kita, latihan kita, training kita, yang telah berjalan setidaknya selama sebulan di bulan ramadhan.

Kita harus bertawakal. Ciri insan beriman, semakin tinggi imannya semakin kuat tawakalnya.

Seperti yang dimaksud Qur’an surah ke 8 Al Anfal ayat 2

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.”

Singkatnya saat ramadhan kita dilatih meningkatkan solat. Bukan hanya yang fardhu tapi juga yang sunnah seperti menunaikan tahajud, tarawih, dan Itikaf.

Apa yang telah dilatih selama kurang lebih sebulan maka kita harus menjaga amalan itu agar tetap konsisten. Ada kerinduan ada kebiasaan. Ada kerinduan untuk melakukan itu

Para ulama sepakat ada bagian bagian tertentu. Kelebihan kelebihan, sisa sisa atau bagian yang masih menempel dari bagian solat itu yang bisa dilakukan pasca ramadhan.

Lalu ada dimensi sosial kita kembali pada ayat yang tadi dibacakan ali Imron ayat 133-134

۞ وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ

“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,”

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ

“(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.”

Gemar berbagi infaq, menahan nafsu dan amarah. Puasa itu sejatinya melahirkan perisai bagi pelakunya dari perbuatan perbuatan tercela maka jangan sampai orang puasa berkata yang kotor dan menahan diri dari berkata kotor, berbuat yang tidak pantas. Disebut dalam Al-Qur’an jika ini yang dilatih selama ramadhan gemar berbagi infaq, berbagi kepada duafa.

Jika kita bisa pertahankan kemudian jadi ukuran keberhidupan kita, terbawa karakter ini sampai pasca ramadhan, ini yang dimaksud istiqamah pasca ramadhan. Turunkanlah kebiasaan, ini cerminan dua sayap taqwa yang mengantarkan kita terbang untuk kembali kepada Allah SWT dalam konteks kehidupan abadi kita.

Kalau ini bisa dijaga sampai dengan meninggal dunia, sebagaimana disebut di dalam Al-Qur’an, inilah ciri ciri manusia manusia ahli surga dan ahli taman surga  yang berkehidupan di bumi. Seperti yang dimaksudkan Qur’an surat ke 51 Az-zariyat ayat 15 sampai ayat 23

اِنَّ الْمُتَّقِيْنَ فِيْ جَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍۙ

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan mata air.”

Pasca ramadhan semuanya dilakukan lillah, semua dilakukan karena Allah. Lihat bagaimana peningkatan yang sudah terjadi pada diri kita. Cara membandingkannya dengan sebelum kita masuk ramadhan. Bagaimana keadaan kita sebelum masuk ramadhan dengan keadaan atau kebiasaan kita pasca ramadhan, bagaimana peningkatannya.

Di pasca ramadhan ini kita coba jaga kebiasaan ibadah kita minimal kita naikkan sampai persiapan ramadhan berikutnya serta bagaimana menjaga konsistensinya.

Menurut Qur’an ada 2 cara yang paling utama menjaga kita bisa istiqamah untuk mempertahankan amalan

Yang pertama selalu ingat tentang kematian

Qur’an surat Al-Baqarah ayat ke 45 – 46

واستعينوا بالصبر والصلاة وإنها لكبيرة إلا على الخاشعين، الذين يظنون أنهم ملاقوا ربهم وأنهم إليه راجعون

“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.”

Yang kedua adalah cari orang-orang dan lingkungan terbaik untuk menjaga amalan itu seperti komunitas, grup dan lain lain. Cari guru yang baik, cari teman yang baik, dan jadi orang yang baik atau berniat untuk menjadi baik.

Tinggalkan Balasan