Berawal dari Sampah Batok Kelapa, Elis Kini Punya Usaha Beromset Rp10 Juta/Bulan
Oleh: Faisal Maulida

Jurnal Bandung – Siapa yang tak kenal arang batok kelapa. Arang batok kelapa biasanya digunakan untuk memanggang berbagai jenis makanan.
Bagi sebagian besar orang, batok kelapa mungkin dianggap sampah biasa. Tapi, jika dilirik lebih jauh, batok kelapa ternyata bisa dijadikan ladang bisnis yang lumayan menjanjikan, salah satunya dijadikan arang.
Apalagi, pembuatan arang batok kelapa terbilang sederhana. Pengerjaannya pun bisa dilakukan di rumah dan tanpa harus menggunakan peralatan khusus.
Hal itulah yang menjadi alasan warga Desa Solokan Jeruk, Kecamatan Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung, Elis, 44.
Wirausaha sekaligus ibu rumah tangga ini telah menjalani bisnis arang batok kelapa sejak empat tahun lalu.
”Bisnis ini berawal ketika saya belanja ke pasar banyak sekali batok kelapa yang dibuang begitu saja. Kemudian saya memanfaatkannya,” ungkap Elis saat ditemui Jurnalbandung.com, Kamis (18/2) lalu.
Bahan baku biasanya dia dapatkan dari pasar-pasar tradisional, di antaranya Pasar Majalaya, Rancaekek, Tanjung sari, Cicalengka, Leuwipanjang, hingga sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Garut.
Pembuatan arang batok kelapa, kata Elis, terbilang mudah. Batok kelapa yang sudah terkumpul kemudian dijemur seharian. Setelah itu, dibakar selama 24 jam.
Elis memasok arang batok kelapa buatannya ke berbagai kota besar di Jawa Barat, seperti Kota Bogor dan Bekasi. Bahkan, Elis pun memasoknya ke wilayah DKI Jakarta. Arang batok kelapanya biasa dia jual Rp5.000/kg.
Elis mengungkapkan, usaha yang merupakan bisnis keluarga ini cukup menjanjikan. Dia menyebutkan, omset usahanya kini mencapai sekitar Rp10 juta/bulan.
Disinggung soal kendala usahanya, Elis menyebut kurangnya bahan baku yang kerap menjadi kendala. Sebab, kata Elis, kini banyak pula warga yang terjun menggeluti bisnis arang batok kelapa ini.
“Sekarang nyari bahan baku susah, saking susahnya saya cari bahan hingga ke Kabupaten Ciamis,” imbuh Elis.