Banyak Pemerasan di GBLA, Bobotoh Dukung Manajemen Pindah Home Base ke Si Jalak Harupat

Oleh: Yuga Khalifatusalam
Jurnalbandung.com –  Rencana manajemen Persib memindahkan home base Persib ke stadion Si Jalak Harupat justru disambut baik oleh para bobotoh. Bukan karena faktor lapangan yang lebih bagus, namun di stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) banyak praktik pungutan liar dan pemerasan yang dilakukan oleh oknum. Hal tersebut membuat tidak nyaman para bobotoh yang sengaja hadir untuk mendukung tim kebanggaan warga Jawa Barat.
‎Sesepuh viking Yana Umar mengakui, praktik pungli dan pemerasan dialami bobotoh yang datang ke GBLA. Menurut dia, memang lebih baik Persib main di stadion Si Jalak Harupat, dari pada di stadion GBLA.
“Viking dan bobotoh lain ingin ke Jalak Harupat lagi. Di GBLA enggak nyaman, terlalu banyak pemerasan dan pungli. Ini sangat mengganggu dan memberatkan para bobotoh,” kata Yana di Bandung, Jumat (7/4).
Hal senada juga diungkapkan seorang bobotoh Andri (27). Menurut dia modus yang dilakukan oleh para oknum ini sangat mengejutkan. Dia menjelaskan, para oknum tersebut sengaja menyembunyikan sepeda motor, setelah itu pihaknya harus menebus motor yang disembunyikan.

“Di GBLA terlalu banyak pungli. Apa-apa harus bayar. Saya pernah dimintai uang hingga Rp 50 ribu. Padahal cuma parkir motor. Kalau enggak ngasih, kita diintimidasi sama beberapa orang,” katanya.

Bahkan lanjut Andri, pihaknya pernah sampai membayar Rp 100 ribu, hanya untuk menebus motor yang disembunyikan. Namun ketika menolak untuk membayar, beberapa preman langsung mengintimidasinya.

“Ketika saya protes, beberapa preman malah turun mengerebuti saya dan teman. Jadi bobotoh mah lebih nyaman Persib main di Jalak Harupat. Enggak ada yang neko-neko di Jalak mah,” tutur Andri.
Sejumlah wartawan peliput Persib pun sempat menjadi korban praktik pungli oknum ormas dan preman saat meliput uji coba Persib versus Persika Karawang di Stadion GBLA, Rabu (5/4).
Ketika hendak meninggalkan stadion, sejumlah preman tiba-tiba menanyakan karcis masuk. Padahal sebelumnya petugas sama sekali tak memberikan tiket karena memang hanya laga uji coba.

Riyan (27) dan Zainal (33), adalah beberapa yang menjadi korban. Bahkan wartawan yang hendak meliput pun dipersulit untuk memasuki stadion dengan alasan harus ada izin dari atasannya.

“Saya tiba-tiba diminta uang oleh penjaga dan beberapa preman di pintu gerbang keluar. Ini bukan yang pertama kalinya saya dimintai uang seperti ini. Setiap ke GBLA pasti ada saja preman yang minta uang, meskipun sudah bayar parkir, tetap saja diminta uang oleh preman,” kata Riyan.

Tinggalkan Balasan