Banyak Ngeluh, Gaya Kepemimpinan Kadisparbud Jabar Dinilai Ketinggalan Zaman

Oleh: Yuga Khalifatusalam

Foto net
Foto net


Jurnal Bandung – DPRD Jawa Barat mendesak Gubernur Jabar Ahmad Heryawan untuk mengevaluasi kinerja Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Jabar Nunung Sobari.

Sebab, langkah yang diambil Kadisparbud dinilai tidak kreatif dan inovatif untuk menyedot wisatawan berkunjung ke Jabar. Bahkan, DPRD pun menganggap gaya kepemimpinan Kadisparbud Jabar sudah ketinggalan zaman karena banyak mengeluh.

Hal itu dikatakan Anggota Komisi III DPRD Jabar Sunatra. Nenurutnya, Kadisparbud hanya bisa mengeluh soal insfrastruktur menuju destinasi wisata di Jabar. Namun, keluhan itu tidak dibarengi dengan langkah yang inovatif dan kreatif untuk memajukan dunia pariwisata di Jabar.

“Tipe tersebut sudah tidak zamannya lagi. Kini seorang pimpinan harus mampu mengembangkan daya kreasi dan inovasi yang tinggi. ‎Oleh karena itu‎, seandainya dianggap tidak kompeten, kenapa harus dipertahankan?” ungkap Sunatra kepada Jurnal Bandung, Sabtu (18/4).

Dia mengakui, untuk mengganti posisi Kadisparbud Jabar kewenangannya memang berada di tangan Gubernur. Tapi, jika memang yang bersangkutan tidak mampu, lanjut Sunatra, lebih baik Gubernur mencari sosok lain yang lebih kompeten dalam memajukan pariwisata di Jabar.

Menurut Sunatra, seorang kepala dinas tidak pantas mengeluhkan kinerjanya hanya gara-gara persoalan insfrastruktur.

“Sekarang tinggal bagaimana kreativitas dari unsur terkait (Disparbud) untuk mengemas agar kunjungan wisatawan ke Jawa Barat meningkat, meskipun infrastrukturnya kurang baik,” katanya.

Infrastruktur yang masih jelek, kata Sunatra, tidak bisa dijadikan alasan sulitnya mendatangkan wisatawan ke Jabar. Sebab, hal itu sebenarnya bisa disiasati.

“Kalau seandainya kita menuju lokasi wisata kemudian kondisi jalannya kurang baik, mungkin bisa disiasati dengan cara sistem pariwisata petualangan atau sejenisnya,” sebut Sunatra. 

Dalam kesempatan tersebut, Sunatra pun membagi pengalamannya ketika dia berkunjung ke beberapa tempat wisata. Menurutnya, tidak semua tempat wisata yang banyak dikunjungi wisatawan memiliki akses jalan yang mulus.

“Di Bali aja gak semuanya jalan bagus, tapi banyak kok yang berkunjung ke Bali karena memang di Bali itu manajemennya bagus, gak kaya di kita. Jadi tidak pantas kalau seorang kepala dinas banyak mengeluh,” sesalnya.

Bukan hanya DPRD Jabar yang greget terhadap kinerja Kadisparbud Jabar. Sebelumnya, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar pun sempat mempertanyakan kinerja Disparbud Jabar dalam mengembangkan potensi wisata di Jabar.

Senada dengan Sunatra, Kepala Bappeda Jabar Deny Juanda pun menilai, selama ini, Kadisparbud Jabar hanya bisa mengeluh tentang infrastruktur, tanpa bisa berpikir bagaimana caranya meningkatkan jumlah wisatawan untuk berkunjung ke Jabar.

“Jadi kepala dinas itu seharusnya jangan banyak mengeluh. Harus bisa membuat terobosan-terobosan dengan kondisi yang ada,” ungkapnya.

Padahal, kata Deny, Kadisparbud sebenarnya bisa melakukan berbagai terobosan inovatif untuk mengembangkan potensi wisata yang ada di Jabar.

“Dinas pariwisata itu harus melihat dari dua pendekatan yaitu pendekatan budaya dan pendekatan industri. Jalan jelek juga gak apa-apa. Kita lihat kubangan-kubangan air saat menuju lokasi destinasi wisata, tetapi itu dijelaskan. Yang penting pemandu wisatanya disiapkan dan turisnya tidak merasa ditipu,” jelas Deny.

Deny menambahkan, banyak potensi wisata di Jabar yang bisa dikembangkan. Tinggal bagaimana cara mengemas dan mengangkat potensi wisata tersebut menjadi sesuatu yang menarik.

“Sehingga, hal tersebut bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan, baik itu wisatawan domestik maupun mancanegara,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan