Bank Jabar Banten Siap Bebaskan Petani dari Ijon dan Spekulan

Jurnal Bandung – Bank Jawa Barat Banten (BJB) membuat terobosan lewat jemput bola untuk mengikis habis sistem ijon dan spekulan yang kerap membuat petani menderita.
Hal itu diungkapkan pemegang saham mayoritas Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. Heryawan mengatakan, bukan tanpa alasan BJB siap jemput bola menyalurkan kredit bagi petani. Menurutnya, saat ini, produk lokal petani Jabar menunjukan perkembangan yang signifikan.
Namun, dari sisi permodalan, upaya petani menggenjot komoditas masih terbentur pada sulitnya pendanaan dari perbankan.
“Kami telah bersepakat dengan Bank Jabar Banten untuk menopang sektor permodalannya,” katanya lewat siaran pers yang diterima jurnalbandung.com, Rabu (8/6).
Pria yang akrab disapa Aher itu menjelaskan, BJB siap melakukan aksi jemput bola tersebut untuk para petani teh dan kopi. Pasalnya, teh dan kopi sangat bagus pasarnya.
“Pasar kopi dan teh asal Jabar terbuka di luar negeri, salah satunya Mesir,” katanya.
Dia menjelaskan, salah satu potensi kopi yang bisa menerobos pasar dunia adalah kopi garutan asal Kabupaten Garut. Meski memiliki kualitas kopi yang sangat tinggi, namun kopi daerah ini masih belum optimal dan butuh dorongan dari pemerintah serta perbankan.
Padahal, selama ini, perkembangan produksi kopi garutan cukup baik dimana dari 26.000 hektare lahan kopi kini telah mencapai 32.000 hektare dengan produksi mencapai 17.100 ton/tahun.
Sejak 2014 lalu, Pemprov Jabar sendiri mendorong pengembangannya dengan terus memberikan program pemberian bibit kopi.
“Ini salah satu upaya Pemprov Jabar, karena kopi ini potensinya go internasional,” ucapnya.
Aher pun meyakini cara jemput bola ini akan lebih menyejahterakan para petani karena para petani tersebut akan terbebas dari sistem ijon dan spekulan.
“Upaya jemput bola ini bisa menyejahterakan dan mengantisipasi petani dari para ijon,” ujarnya.
Menurutnya, selain subdisi, akses para petani terhadap perbankan harus dipermudah dan diperluas karena masyarakat petani tidak mau mengakses perbankan apabila bank mematok suku bunga yang tinggi.