Anggap LGBT Penyakit, Gubernur Instruksikan OPD Terkait Turun Tangan
Oleh: Bayu Wicaksana

Jurnal Bandung – Maraknya fenomena lesbian, gay, biseks, dan transgender (LGBT) saat ini mengundang keprihatinan banyak pihak. Terlebih, perilaku menyimpang ini sudah menghinggapi sejumlah tokoh terkenal, seperti yang terungkap baru-baru ini.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, pihaknya akan serius menyikapi LGBT agar tidak berdampak lebih luas lagi.
“Ini jadi perhatian serius pemprov. Pemerintah pusat juga serius, masa kita enggak,” kata Heryawan kepada Jurnalbandung.com di Bandung.
Heryawan mengaku, akan menginstruksikan sejumlah dinas terkait untuk bergerak cepat agar meminimalisasi pengaruh LGBT ini.
“Insya Allah akan kita kelola dan koordinasikan ini. Leading sector-nya bisa dinas kesehatan, sosial, pendidikan. Akan kita tugasi bersama-sama,” katanya.
Melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang dipimpinnya itu, nantinya akan dilakukan bimbingan kepada masyarakat, terutama generasi muda agar tidak termakan pengaruh LGBT.
“Dengan cara berikan konseling. Pendidikan agama, sosial, dan bangun kepribadian sesuai dengan jenis kelamin,” katanya.
Menurutnya, pemberian pemahaman ini penting untuk menyelamatkan generasi manusia ke depan. Sebab, regenerasi hanya bisa dilakukan melalui pernikahan beda jenis.
“Ya normalnya cowok cewek nikah untuk melanjutkan regenarasi, estafet kehidupan sampai kiamat tiba. Kalau sejenis, enggak akan hasilkan keturunan,” katanya.
Oleh karena itu, Heryawan menilai, LGBT ini merupakan penyakit kesehatan dan sosial.
“LGBT itu penyimpangan perilaku seksual, berarti kategori penyakit. Ini bahaya untuk kesehatan, sosial juga,” katanya.
Namun, Heryawan juga meminta semua pihak agar tidak mendiskriminasikan, apalagi membenci penderita LGBT. Justru, penderita tersebut harus diberi perhatian dan arahan yang baik agar terlepas dari penyimpangannya itu.
“LGBT jangan diasingkan. Kita prinsipnya enggak benci, akan didik mereka. Karena yang kita benci penyimpangan, bukan orangnya. Yang akan dihilangkan adalah penyimpangannya, bukan orangnya,” pungkasnya.