Aher: Setiap Tahun, 3,5 juta Orang Meninggal Dunia Akibat Diare dan Ispa
Oleh: Bayu Wicaksana
Jurnal Bandung – Diare menjadi salah satu penyakit penyebab kematian. Penyakit tersebut, salah satunya disebabkan hal sepele, yakni tidak mencuci tangan saat hendak makan.
Hal ini diungkapkan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan saat menggelar Hari Cuci Tangan Pakai Sabun se-Dunia tingkat Provinsi Jawa Barat yang digelar di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (26/10).
Acara tersebut dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar Alma Lucyati serta ratusan siswa sekolah dasar (SD).
Dalam kesempatan itu, Gubernur yang akrab disapa Aher itu mengungkapkan, setiap tahun, 3,5 juta orang meninggal akibat diare dan infeksi saluran pernafasan akut (ispa).
Bahkan, lanjutnya, Indonesia menempati peringkat tertinggi dari 15 negara terkait kematian balita akibat diare dan ispa.
Untuk mencegah penyakit tersebut, kata dia, salah satunya bisa dilakukan dengan rutin mencuci tangan sebelum makan.
“Dua penyakit ini bisa kita hindari dengan cuci tangan,” kata Aher di hadapan ratusan siswa SD.
Dia menjelaskan, makanan yang dikonsumsi belum tentu terbebas dari kotoran dan sumber penyakit.
“Bisa saja makanan kotor, terkena lalat atau dimasaknya tidak sempurna,” sebutnya.
Hal ini akan bertambah parah jika manusianya tidak mencuci tangan sebelum makan.
Oleh karena itu, Aher mengimbau masyarakat agar tidak malas cuci tangan terutama sebelum makan.
Tak hanya itu, dibantu petugas dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) dan Dinkes Jabar, Aher pun mempraktikan cuci tangan yang baik.
“Kebiasaan sederhana, tapi dampaknya luar biasa,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Jabar Alma Lucyati menambahkan, mencuci tangan sebelum makan akan menurunkan potensi terkena diare hingga 95%.
“Kalau tak cuci tangan, 95% akan terkena diare,” katanya.
Sehingga, dengan mencuci tangan, kata Alma, akan menurunkan tingkat kematian akibat diare sebesar 47%.
“Juga mencegah 2/3 balita meninggal akibat diare,” ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya terus melakukan kampanye cuci tangan ke setiap wilayah di Jabar.
“Kegiatan ini sudah yang kesembilan kalinya digelar oleh Dinkes,” sebut Alma.
Dalam sosialisasi tersebut, pihaknya sengaja menyasar siswa SD. Sebab, kata dia, anak-anak lebih mudah meniru, sehingga kampanye cuci tangan akan lebih efektif.
“Memang kami berharap cuci tangan ini jadi kebiasaan bagi siapa pun. Tapi kita pilih anak-anak, karena anak-anak ini paling mudah belajar,” katanya.