Aher Berharap Pilkada Tasikmalaya Tidak Diundur

Oleh: Yuga Khalifatusalam

Foto net
Foto net

Jurnal Bandung – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan berharap pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) di Kabupaten Tasikmalaya tidak diundur.

Menurut pria yang akrab disapa Aher itu, jika pilkada diundur, roda pemerintahan di Kabupaten Tasikmalaya dikhawatirkan terhambat.

“Saya tidak berharap diundur. Ketika digeser ke 2017 ada waktu kosong, bupati/wakil bupati yang lama non-aktif kemudian nanti ada plt. Kita khawatir plt tidak efektif (kinerjanya) seperti bupati definitif,” tutur Aher kepada Jurnal Bandung di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (30/7).‎

Menurut dia, jika pelaksanaan pilkada diundur, maka masyarakat Kabupaten Tasikmalaya akan merugi. Dengan naiknya seorang plt, kata dia, arah pembangunan di wilayah itu akan terhambat. Bahkan, arah pembangunan pun dikhawatirkan tidak sejalan dengan kepala daerah sebelumnya.

“Tentunya itu sebuah kerugian bagi masyarakat di sana. Lain dong, kalau dipimpin oleh seorang kepala daerah yang punya visi misi merealisasikan janji kampanyenya dengan seorang PNS yang hanya menjalankan tugas, karena dia bukan orang yang kampanye untuk merealisasikan janjinya,” terang Aher.

Disinggung persoalan keamanan selama proses pilkada di Jabar, Aher optimistis Jabar akan tetap aman dan kondusif selama proses pilkada berlangsung.

“Insya Allah Jabar aman, masyarakat Jabar sudah dewasa semuanya. Bukan pengalaman satu kali ini saja Jabar menggelar pilkada, Jabar selalu tercatat sebagai provinsi yang paling aman untuk pilkada maupun pilgub (pemilihan gubernur),” katanya.

Namun demikian, lanjut Aher, ada satu fenomena yang menarik dalam proses pilkada saat ini, dimana banyak kalangan anggota legislatif yang mencalonkan diri, tapi kemudian malah membatalkannya.

“Catatannya, banyak calon yang akan daftar malah mundur, terutama anggota dewan. Perubahan aturan dari MK ternyata sangat berdampak. Tadinya ada anggota DPRD Jabar ataupun DPR, asalnya berminat jadi calon kepala daerah di kabupaten/kota di Jabar, tapi kemudian banyak yang mundur,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan