832.003 Warga Jabar Tercatat Sebagai Pengguna Narkoba
Oleh: Redaksi

Jurnal Bandung – Provinsi Jawa Barat menempati urutan keenam jumlah penyalahguna narkotika untuk skala nasional pada 2015 lalu. Jumlah pengguna narkotika di Jabar mencapai 832.003 orang dengan prevelensi 2,42% dari populasi penduduk yang mencapai 34.362.600 jiwa.
Data ini mengacu pada hasil penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerja sama dengan Pusat Penelitian Universitas Indonesia. Jumlah pengguna narkotika di Jabar pada 2015 tersebut mengalami peningkatan dibandingkan prevelensi penyalahguna narkotika pada 2014.
”Pada tahun 2014 prevelesi penyalahguna narkotika di Jawa Barat 2,34% dengan jumlah populasi 33.905.400 jiwa. Ada kenaikan 0,8% pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2014,” ungkap Bagian Umum BNN Jabar Cecep Suherman kepada Jurnalbandung.com di Bandung, Kamis (25/2).
Cecep menyebutkan, narkotika jenis ganja masih mendominasi penyalahgunaan narkotika di Jabar pada 2015 dengan persentase 60%. Sebagian besar menyasar para pekerja, khususnya eksekutif muda.
Berdasarkan assesment yang dilakukan pihaknya, lanjut Cecep, sebagian besar penyalahguna narkotika di Jabar dilatarbelakangi oleh pergaulan. Kemudian mereka masih dalam kategori ingin coba-coba menggunakan barang haram tersebut.
”Sebagian besar pengguna ingin coba-coba dibandingkan teratur pakai, pecandu non suntik maupun pecandu suntik. Pada tahun 2015, sebanyak 4.825 orang direhabilitasi,” tuturnya.
Guna menekan prevelensi penyalahguna narkotika pada 2016, ini pihaknya memiliki metode preventif peredaran narkotika di masyarakat. Salah satunya dengan melaksanakan penyuluhan dan kampanye kreatif tentang bahaya narkoba dan penyalahgunaan narkoba, baik dari segi hukum maupun medis.
Kemudian yang tak kalah penting, memberdayakan masyarakat untuk terlibat penuh dalam kegiatan tersebut. Sehingga, masyarakat lebih bisa memahami dan menularkan pengetahuan mereka kepada keluarga serta lingkungan sekitar.
”Upaya preventif tentunya bekerja sama dengan jajaran kewilayahan agar lebih optimal. Karena kita tidak bisa bekerja sendiri menangani persoalan ini. Melibatkan masyarakat secara langsung menjadi kader antinarkoba bisa lebih efektif,” ucapnya.