Harga Daging Sapi Mahal, Ini Gara-garanya
Oleh: Yuga Khalifatusalam
Jurnal Bandung – Mahalnya daging sapi yang kini mencapai harga Rp100.000 lebih mengakibatkan para pedagang sapi di Bandung Raya terpaksa mogok berjualan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperidag) Jawa Barat Ferry Sofwan mengatakan seharusnya stok daging di Bandung aman sampai September mendatang.
“Hal ini disinyalir akibat pemerintah membatasi kuota daging impor. Untuk kuartal pertama dan kedua, kuota sapi impor berada di kisaran 250 ribu ekor per triwulan. Namun di kuartal ke tiga, pemerintah membatasi kuota hanya 50 ribu ekor. Selain itu, para penjual sapi ternak lebih memilih menjual sapi untuk keperluan Idul Adha,” jelas Ferry kepada Jurnal Bandung, Minggu (9/8).
Dia menjelaskan, meskipun Asosiasi Pengusaha Daging dan Sapi Potong Indonesia (APDASI) Kota Bandung melakukan aksi mogok berjualan sejak Sabtu (8/8) hingga Rabu (12/8), namun Pemprov Jabar tidak akan tinggal diam.
Pihaknya akan segera menggelar operasi pasar murah (OPM) daging sapi di tiga pasar di Kota Bandung yakni Pasar Kosambi, Sederhana, dan Cihaurgeulis.
“Kami menerima surat APDASI Kota Bandung bahwa APDASI mengimbau pedagang daging se-Bandung Raya melakukan mogok menjual daging sapi,” ungkapnya.
Solusi jangka pendek yang ditawarkan pemerintah, kata Ferry, yakni menggelar OPM daging sapi dengan harga Rp90 ribu per kilogram.
“Dijual dalam OPM itu Rp90 ribu per kilogram, dengan jumlah dua ton per pasar,” sebutnya.
Diharapkan OPM bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang memerlukan daging sapi.
Menurut dia, masyarakat rumahan memang tidak terlalu terdampak dengan tidak adanya daging sapi karena mereka masih bisa memilih alternatif lain seperti daging ayam.
“Tapi kalau rumah makan, industri perhotelan, dia tidak bisa mencari pengganti,” ujarnya.
Disperindag Jabar sendiri berharap agar pedagang daging sapi tidak berlama-lama melakukan aksi mogok jualan.
“Mogoknya jangan terlalu lama. Masyarakat butuh daging ini,” imbuhnya.